Senin, 04 November 2013

Pertumbuhan penduduk sulawesi tengah




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 2 635 009 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 640 948 jiwa (24,32 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 1 994 061 jiwa (75,68 persen).
Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 5,02 persen di Kabupaten Buol hingga yang tertinggi sebesar 15,70 persen di Kabupaten Parigi Moutong.
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah (jiwa)
Kota  (jiwa)
Desa  (jiwa)
2. 635. 009
640. 948
1. 994. 061


2.      Jenis Kelamin Penduduk

Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/sratio.jpg



Penduduk laki-laki Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 1 350 844 jiwa dan perempuan sebanyak 1 284 165 jiwa. Seks Rasio adalah 105, berarti terdapat 105 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Jumlah penduduk (jiwa)
Laki-laki    (jiwa)
Perempuan (jiwa)
2. 635. 009
1. 350. 844
1. 284. 165

Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kota Palu sebesar 102 dan tertinggi adalah Kabupaten Poso sebesar 108.
Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 102 sampai dengan 115, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 104.
Seks Ratio
Umur
Jumlah
0-4
105
5-9
106
10-64
89-107
65-69
85

3.      Umur Penduduk
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/umurpenduduk.jpg
Median umur penduduk Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2010 adalah 24,94 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Sulawesi Tengah termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Sulawesi Tengah adalah 58,28. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 58 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,41 sementara di daerah perdesaan 61,74 .
Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,4 tahun dan perempuan 21,8 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).

4.      Migran Masuk Risen
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/migrasi5.jpg
Jumlah penduduk yang merupakan migran risen terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 114 404 penduduk atau 4,9 persen penduduk merupakan migran masuk risen antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk risen di daerah perkotaan 3,1 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 9,9 dan 3,2 persen.
Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 60 338 berbanding 54 066 orang. Seks rasio migran risen adalah 112. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Palu dan terkecil di Kabupaten Banggai Kepulauan.



5.      Migran Masuk Seumur Hidup

Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/migrasi6.jpg
Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 630 431 penduduk atau 23,9 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk seumur hidup di daerah perkotaan 0,6 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 37,8 dan 19,5 persen.
Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 333 770 berbanding 296 661 orang. Seks rasio migran risen adalah 113. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Palu dan terkecil di Kabupaten Banggai Kepulauan.









6.      Pendidikan
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/pendidikan_prov4.jpg
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 3,31 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 7,03 persen.
Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 36,79 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 94,24 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 94 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

7.      Penduduk Usia Sekolah
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/pendidikan8.jpg
Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 358 011 jiwa, 13-15 tahun 148 562 jiwa, 16-18 tahun 136 436 jiwa dan 19-24 tahun 260 293 jiwa.
Di perkotaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 75 765 jiwa, 13-15 tahun 36 610 jiwa, 16-18 tahun 40 402 jiwa dan 19-24 tahun 81 595 jiwa. Di perdesaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 282 246 jiwa, 13-15 tahun 111 952 jiwa, 16-18 tahun 96 034 jiwa dan 19-24 tahun 178 698 jiwa.
Jumlah penduduk perempuan usia 7-12 tahun sebanyak 173 115 jiwa, 13-15 tahun 72 443 jiwa, 16-18 tahun 67 064 jiwa dan 19-24 tahun 128 635 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki usia 7-12 tahun sebanyak 184 896 jiwa, 13-15 tahun 76 119 jiwa, 16-18 tahun 69 372 jiwa dan 19-24 tahun 131 658 jiwa.

8.      Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/pendidikan_prov1.jpg
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 80,34 persen. Ini menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 19,66 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 49,48 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 14,62 persen.
APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 92,76 persen, APS 13-15 tahun 77,61 persen, APS 16-18 tahun 43,37 persen, APS 19-24 tahun sebesar 7,02 persen. Di perkotaan APS 7-12 tahun sebesar 96,29 persen, APS 13-15 tahun 88,63 persen, APS 16-18 tahun 63,92 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 31,25 persen.
9.      Pendidikan yang Ditamatkan
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/pendidikan_kab4.jpg           Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/pendidikan_prov2.jpg
Kualitas SDM dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan. Gerakan wajib belajar 9 tahun (1994) menargetkan pendidikan yang ditamatkan minimal tamat SMP. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 7,95 persen, tidak/belum tamat SD 23,00 persen, tamat SD/MI/sederajat 32,26 persen dan tamat SMP/MTs/sederajat sebesar 15,94 persen.
Kualitas SDM daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Persentase penduduk uisa 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat di perdesaan 29,11 persen lebih rendah dibandingkan perkotaan 60,35 persen. Pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Persentase penduduk perempuan usia 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat 35,51 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki 38,01 persen.

Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global.
Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Sulawesi Tengah usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 16,22 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 1,69 persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,75 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,19 persen.



10.  Angka Melek Huruf (AMH)
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/pendidikan_prov3.jpg
Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 94,24 persen. AMH penduduk usia 15 tahun ke atas perempuan (93,16 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (95,28 persen). AMH penduduk usia 15 tahun ke atas di daerah perdesaan (92,77 persen) lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan (98,54 persen).
Rendahnya AMH penduduk usia 15 tahun ke atas disebabkan oleh rendahnya AMH penduduk usia 45 tahun ke atas. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas sebesar 87,70 persen. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas perempuan (83,89 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (91,27 persen).

11.  Ketenagakerjaan
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/ketenagakerjaan.jpg
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1 157 492 orang, di mana sejumlah 1 138 300 orang diantaranya bekerja, sedangkan 19 192 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 66,10 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 84,19 persen dan 47,26 persen. Sementara itu, bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 56,72 persen dan 69,33 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Sigi (72,26), Kabupaten Tojo Una-Una (71,20), dan Kabupaten Poso (70,51). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah 19 192 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 1,66 persen.

12.  Perumahan
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/perumahan.jpg
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat tinggal di Provinsi Provinsi Sulawesi Tengah paling banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2 paling banyak dijumpai di Kota Palu (7 234 rumah tangga), sementara yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan (1 133 rumah tangga).







13.  Kesulitan Fungsional
Description: http://sp2010.bps.go.id/images/headline/disabilitas_prov.jpg
Hasil SP 2010 tidak dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penyandang disabilitas karena perbedaan konsep dan definisi antara SP 2010 dan Kementerian Sosial. Pendekatan tingkat kesulitan yang dialami oleh penduduk digunakan sebagai proksi mendapatkan informasi penyandang disabilitas.
Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki kesulitan, baik ringan maupun parah, dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 4,56 persen, kesulitan pendengaran sebesar 1,80 persen, kesulitan berjalan atau naik tangga sebesar 1,65 persen, kesulitan mengingat/berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain sebesar 1,55 persen, dan yang memiliki kesulitan mengurus diri sendiri sebesar 1,02 persen.







BAB II
PENUTUP
A.                KESIMPULAN
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 2 635 009 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1 350 844 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1 284 165 jiwa. Jumlah seks rasio adalah 105, berarti terdapat 105 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Jadi jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Tengah terbilang lumayan di Negara Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar