Rabu, 11 Februari 2015

Faktor Manusia dan Modal dalam Pertanian



KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Faktor Manusia dan Modal dalam Pertanian tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas dalam mata perkuliahan Geografi Pertanian.
Di dalam makalah ini ada beberapa materi yang menyajikan tentang faktor yang mempengaruhi pertanian dan modal apa saja yang diperlukan dalam pertanian.
Diharapkan, semoga makalah ini bisa memberi manfaat dan informasi yang menunjang untuk kelancaran perkuliahan.
Om Santih Santih Santih Om.


                                                                                   Singaraja, 8 September 2014

                                                                                   Penulis













DAFTAR ISI

Bab 1 Pendahuluan........................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang......................................................................................... 2
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3  Tujuan...................................................................................................... 4
1.4  Manfaat.................................................................................................... 5
1.4.1     Secara teoritis................................................................................ 6
1.4.2     Secara praktis................................................................................ 7
Bab 2 Isi dan Pembahasan............................................................................. 8
2.1    Zdfsaf..................................................................................................... 9
2.2    Sfsfsf...................................................................................................... 10
Bab 3 Penutup............................................................................................... 11
3.1  Kesimpulan............................................................................................. 12
3.2  Saran....................................................................................................... 13
Daftar Pustaka............................................................................................... 14

















BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Geografi  Pertanian merupakan cabang dari studi  geografi, dimana dalam geografi mempelajari tentang persamaan dan perbedaan  fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Pertanian merupakan fenomena geosfer. Sebagai suatu fenomena (gejala), pertanian terbentuknya karena adanya proses interaksi antara kelompok elemen fisik (seperti tanah, air, iklim, tumbuhan, binatang) dan kelompok elemen manusia. Jadi dapat disimpulkan Geografi Pertanian adalah studi geografi yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena pertanian di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Geografi pertanian dapat mendukung kemajuan dan keberhasilan dalam kegiatan bertani dengan melihat faktor manusia dan modal dalam pertanian.  Dengan melihat faktor yang dapat mempengaruhi pertanian, diharapkan mampu mengurangi resiko gagalnya produktivitas dan dapat meminimalisir modal yang dikeluarkan dalam bidang pertanian. Maka dari itu, penulis membuat makalah yang berjudul Faktor Manusia dan Modal dalam Pertanian geografi pertanian harus dikuasai untuk mencapai keberhasilan dalam bidang pertanian.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana kedudukan dan peranan petani dalam proses produksi pertanian ?
1.2.2        Bagaimana potensi dan produktivitas kerja usaha tani ?
1.2.3        Bagaimana kedudukan dan peranan modal dalam pertanian ?
1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk memahami kedudukan dan peranan petani dalam proses produksi pertanian
1.3.2        Untuk memahami potensi dan produktivitas kerja usaha tani
1.3.3        Untuk memahami kedudukan dan peranan modal dalam pertanian
1.4  Manfaat
1.4.1        Secara Teoritis
Diharapkan memberikan pengetahuan lebih terhadap faktor dan modal yang mempengaruhi pertanian, dan untuk dapat memahami konsep yang telah diberikan selama perkuliahan di kampus.
1.4.2        Secara Praktis
Sesuai dengan pengetahuan yang telah diperoleh, mahasiswa lebih mengetahui perkembangan pertanian.
























BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1  Kedudukan dan Peranan Petani dalam Proses Produksi Pertanian
Dalam hubungan dengan proses produksi pertanian ada dua kedudukan dan peranan penting petani yaitu sebagai penyedia tenaga kerja/labor dan petani sebagai pengelola/manager.
ü  Petani sebagai (Labor)
Menurut Mosher kedudukan dan peranan petani sebagai labor sangat terlihat pada usaha pertanian skala kecil/pertanian rakyat, sedangkan pada pertanian skala besar sumber tenaga kerja dominan berasal dari mesin-mesin. Dalam pertanian skala kecil sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Misalya anak-anak berumur 12 tahun sudah dapat berperan sebagai tenaga kerja yang produktif bagi usahatani (bukan berarti orang tua memberikan ijin untuk anak umur 12 tahun ikut bekerja). Selain dari keluarga, sumber tenaga juga berasal dari  tetangga-tetangganya. Sumber lainnya adalah dengan menggunakan tenga kerja upahan. Tenaga kerja yang terakhir ini banyak dijumpai pada pertanian rakyat yang telah mengalami proses komersialisasi pertanian (tidak dinilai dengan uang/biaya). Tenaga kerja tersebut tidak pernah dinilai dengan uang/ biaya sehingga dapat menekan ongkos tenaga kerja dalam bentuk upah uang misalnya tenaga kerja tidak menginginkan uang namun ia meminta hasil pertanian seperti beras.
Untuk pertanian pertanaman, kebutuhan tenaga kerja petani sangat diperlukan dalam hal ini.
  1. Persiapan tanaman (memilih bibit),
  2. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat-obatan, alat-alat pertanian),
  3. Penanaman bibit,
  4. Pemeliharaan yang mencakup penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pengobatan, pengaturan dan pemeliharaan air (irigasi),
  5. Panen (memperoleh hasil) dan pengangkutan hasil,
  6. Penyimpanan dan penjualan.
Dalam usaha ternak, kebutuhan tenaga kerja petani diperlukan adalah dalam hal:
  1. Pembuatan kandang,
  2. Pemeliharaan yang mencakup pengobatan, perbaikan kandang, dan pemberian makanan,
  3. Panen  dan penjualan.
ü  Petani sebagai Manager
Petani sebagai manager berkaitan dengan kemampuan untuk mengelola yaitu kemampuan petani mengorganisasikan (mengatur), meng-koordinasikan dan mengambil keputusan-keputusan tentang penggunaan faktor-faktor produksi sesuai dengan yang diharapkan. Jika di dalam kedudukan dan peranan sebagai tenaga kerja lebih banyak petani mengandalkan kemampuan fisik seperti tangan, otot, dan mata, maka sebagai manager akan sangat ditentukan oleh kemampuan otak (akal budi) dan motivasi untuk mengelola usahatani. Di dalam pertanian rakyat yang subsistem, kedudukan dan peran sebagai tenaga kerja dan manager dirangkap oleh seorang petani, tetapi di dalam pertanian skala besar yang modern, kedua kedudukan dan peran tersebut tidak akan mampu dirangkap oleh petani. Kedudukan dan peran sebagai tenaga kerja harus dilepaskan dan ia memusatkan diri pada peran sebagai manager usahatani. Bahkan ada kemungkinan ia memusatkan untuk mengangkat seorang manager yang kompeten (memiliki kemampuan). Manager ini dapat secara penuh memimpin usahatani dengan gaji tertentu dan bertanggungjawab kepada petani pemilik usahatani.
Di atas telah dikemukakan bahwa sebagai manager, petani harus memiliki keahlian dan keterampilan dalam mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan mengambil keputusan-keputusan dari pilihan-pilihan yang ada. Contoh-contoh kegiatan petani sebagai manager, antara lain :
1.        Memutuskan jenis tanaman yang akan ditanam pada setiap bidang tanah.
2.        Menetapkan jenis ternak yang akan dipelihara.
3.        Memutuskan cara mengerjakan tanah, membagi waktu kerja dari beragam kegiatan yang ada.
4.        Memutuskan penggunaan pupuk, obat-obatan, dalam jumlah dan teknik untuk memperolehnya.
5.        Mengambil keputusan tenaga kerja dan modal yang akan digunakan.
6.        Mengambil keputusan cara memanen, waktu panen, dan pemasaran hasil.
Untuk menjadi manager usahatani yang profesional, paling tidak harus menguasai dan memahami prinsip teknik dan prinsip ekonomis. Penguasaan dan pemahaman prinsip teknik antara lain mencakup potensi dan prospek cabang usaha yang diputuskan, perkembangan teknologi, tingkat teknologi yang dimiliki, teknik bercocok tanam. Prinsip ekonomis meliputi aspek-aspek seperti perkembangan harga, pemasaran hasil, analisis biaya, penggolongan, modal dan pendapatan, wawasan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan.
Kemampuan untuk menguasai dan memahami bahkan menerapkan prinsip-prinsip tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1.        Tersedianya modal. Makin besar modal akan lebih mudah mengorganisir, mengkoordinasikan, mengambil keputusan dan mengalokasikan sumberdaya pertanian.
2.        Status petani, dimana petani pemilik umumnya lebih banyak dibandingkan petani penggarap.
3.        Umur. Petani yang makin tua, pertimbangan dan pengambilan keputusan relatif lama dan menjadi kelompok penolak inovasi dibandingkan dengan petani muda yang inovatif, responsive dan motivator.
4.        Lingkungan sosial misalnya petani yang bestatus sosial tinggi akan relatif mudah menarik faktor sumberdaya yang tidak dikuasai.
5.        Pendidikan dan pengalaman, makin tinggi hal ini cenderung makin cermat menghitung kemungkinan resiko yang akan dihadapi.
6.        Aksebilitas atau lokasi relatif usahatani. Makin tinggi tingkat keterjangkauan lokasi usahatani akan lebih cepat terjadinya pembaruan-pembaruan di dalam usahatani.

2.2  Potensi dan Produktivitas Kerja Usahatani
ü  Potensi tenaga kerja usahatani
Tenaga kerja dalam pertanian tidak hanya dapat bersumber dapr petani itu sendiri, akan tetapi juga dapat bersumber dari luar petani. Oleh karena itu, dilihat dari sumbernya, tenaga kerja dalam pertanian digolongkan menjadi tenaga kerja manusia, tenga kerja ternak, dan tenga kerja mekanik.
Tenaga kerja manusia dapat dibedakan antara tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja pria umumnya dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan tertentu seperti menanam, memelihara, dan memanen, sedangkan tenaga kerja anak-anak umumnya membantu pekerjaan pria dan wanita dewasa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemapuan tenaga kerja manusia, yaitu
1.      Umur
2.      Jenis kelamin
3.      Keterampilan
4.      Pengalaman
5.      Pendidikan
6.      Tingkat kecukupan hidup (ekonomi)
7.      Tingkat kesehatan
8.      Faktor alam seperti iklim dan kondisi tanah pertanian
Tenaga kerja ternak yang penting adalah sapi, kerbau, unta dan kuda. Tenaga kerja ternak ini biasanya berfungsi dalam mengolah tanah dan untuk angkutan. Tenaga kerja mekanik bersumber dari alat-alat mekanik seperti traktor dan mesin semprot. Tenaga kerja yang terakhir ini bersifat subsitusi tenaga kerja manusia dan ternak pada pertanian tradisional, tetapi menjadi sumber tenaga kerja utama pada pertanian modern.
Potensi kerja adalah jumlah hari atau jam potensial yang tersedia dalam suatu keluaraha petani dalam setahun. Informasi potensi tenga kerja penting bagi petani, karena akan berguna dalam menentukan pilihan alternatif untuk mengolah usahataninya, khususnya yang menyangkut tenaga kerja. Potensi tenaga kerja dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga petani dengan potensi curahan hari kerja dalam setahun. Para ahli menetapkan standar potensi curahan kerja bagi seorang pria sebesar 300 Hari Kerja (HK), wanita 220 HK, dan anak-anak 140 HK. Sebagai contoh diilustrasikan dalam keluarga petani A tersedia 1 orang tenaga kerja pria, 2 orang tenaga kerja wanita, 4 orang tenaga kerja anak-anak. Maka potensi tenaga kerja keluarga petani A, menjadi :
Tenaga pria                             = 300 HK x 1         = 300 HK
Tenaga wanita                        = 220 HK x 2         = 440 HK
Tenaga anak-anak                   = 140 HK x 4         = 560 HK +
                                               = Total                   = 1300 HK

Potensi tenaga kerja bisa juga dihitung dengan satuan jam kerja. Biasanya untuk 1 hari diperhitungkan 7 jam kerja.
Disamping tenaga kerja potensial dikenal juga tenaga kerja aktual (riil), yaitu jumlah hari atau jam kerja yang benar-benar dicurahkan dalam setahun. Misalnya si A seorang petani pria memiliki potensi tenaga kerja 2100 jam dalam setahun. Kenyaataanya ia bekerja riil dalam setahunnya 1500jam. Ini berarti pemanfaatan tenaga kerja si A baru mencapai 71,42% dari potensi yang dimiliki.
Diatas telah dikemukakan bahwa tenaga kerja usahatani tidak saja bersumber dari tenaga kerja manusia, tetapi juga dari ternak dan mekanik. Dari sini kemudian para ahli membuat konversi tenaga kerja, yaitu menyetarakan semua jenis tenaga kerja ke dalam tenaga kerja pria sebagai ukuran baku. Konversi yang berlaku adalah :
1 pria                 = 1 hari kerja pria
1 wanita            = 0,7 hari kerja pria
1 ternak             = 2 hari kerja pria
1 anak                = 0,5 hari kerja pria
ü  Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani
Produktivitas dapat memberi gambaran mengenai efisiensi suatu usaha. Makin tinggi produktivitas maka makin tinggi pula efisiensi dari usaha tersebut. Usahatani yang efisien adalah usahatani yang produktif yakni usahatani yang produktivitasnya tinggi. Produktivitas mengandung dua pengertian. Pertama, produktivitas teknis adalah proses memadukan faktor-faktor produksi pada tingkat teknologi tertentu. Jadi, merupakan perkalian antara usaha dengan kapasitas tanah. Kedua, produktivitas ekonomis adalah proses menimbulkan atau memperbesar guna yang ada dari suatu pekerjaan. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau jarak usahatani dari pasar penting sekali artinya, kalau usahatani mempunyai produktivitas ekonominya lebih besar.
International Labour Office (ILO) merumuskan produktivitas sebagai perbandingan antara apa yang dihasilkan atau output dengan apa yang dimasukkan atau input. Produktivitas tenaga kerja yang tinggi akan menunjukkan penekanan faktor produksi yang efisien shingga akan menghasilkan efisiensi usahatani yang tinggi pula.
Suatu ukuran yang umum untuk mengukur tenaga kerja usahatani adalah :
1.      Jumlah jam dan hasil kerja total. Ukuran ini mengandung seluruh pencurahan kerja dari sejak persiapan sampai panen. Dapat juga menggunakan inventarisasi jam kerja (1 hari = 7 jam kerja) lalu dijadikan hari kerja total (HK Total) apabila terdiri dari beberapa cabang usaha maka dihitung dengan menjumlahkan setiap cabang usaha yang diusahakan
2.      Jumlah setara pria ( Men Equivalen), yaitu jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi diukur dengan ukuran hari kerja pria. Ini berarti harus menggunakan konversi sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu.

2.3  Kedudukan dan Peranan Modal dalam Pertanian
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang bersama-sama dengan faktor produksi lain seperti tenaga kerja dan pengelolaan menghasilkan barang-barang baru, yaitu produksi pertanian. Dalam pengertian operasional di lapangan, modal dalam bentuk uang tunai mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam proses produksi usahatani. Kedudukan dan peranan modal uang semakin penting artinya sejalan dengan perkembangan ekonomi masyarakat yang menggunakan uang sebagai alat tukar barang dan jasa. Walaupun kontasi modal itu lebih dekat dengan modal uang, namun dalam usahatani yang tercakup modal adalah tanah pertanian, bangunan-bangunan (gudang, kandang, pabrik, dan lain-lain), tanaman, ternak dan ikan di kolam, bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit, obat-obatan), piutang di bank, dan uang tunai.
Atas dasar sifatnya. Modal dibedakan menjadi dua. Pertama, modal tetap yaitu modal yang tidak habis pada sutu periode produksi, seperti misalnya alat-alat dan tanah pertanian. Modal ini memerlukan pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam jangka waktu yang lama, karena dapat mengalami penyusutan. Kedua, modal tidak tetap meliputi bahan-bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman, ternak, dan ikan di kolam. Jenis modal ini dapat habis atau dianggap habis dalam satu periode proses produksi.
Besarnya modal tidak tetap umumnya menjadi indikator kemajuan usahatani. Usahatani yang dominan menguntungkan kegiatannya pada modal tetap seperti tanah pertanian akan sulit mengalami perkembangan, terlebih lagi jika modal tanah yang dimiliki atau dikuasai luasnya sempit. Keadaan yang demikian ini dialami oleh mayoritas petani Indonesia. dari segi pemilikan luast tanah garapan, petani di Indonesia sebagian besar berstatus petani kecil dan petani sedang, dengan luas garapan dibawah 1 hektar. Hasil sensus pertanian 1983 golongan petani tersebut tercatat 63,1%. Disamping luas lahan garapan rata-rata sempit, terbatasnya modal yang dimiliki merupakan faktor kendala utama dalam usaha mengembangkan pertanian di Indonesia.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut menyebabkan lemahnya kemampuan petani dalam upaya melakukan pembentukan modal (capital formation). Pembentukan modal ini menjadi keharusan untuk ditumbuhkan di kalangan petani. Sumber-sumber pembentukan modal dapat ditempuh melalui :
  1. Modal milik sendiri.
  2. Pinjaman atau kredit : kredit bank, pelepas uang (rentenir), tetangga. Family.
  3. Hadiah warisan.
  4. Kontrak/ sewa dan gadai.
  5. Usaha lainnya.
Berbeda wujudnya, modal dapt juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu modal materiil/fisik yang kasat mata wujudnya dan modal unmateriil yang berupa keahlian yang tidak tampak nyata wujudnya. Modal unmateriil ini disebut juga modal manusiawi (human capital). Modal ini menduduki posisi yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia khususnya petani. Peningkatan keterampilan dan kecakapan petani dalam mengelola usahataninya, cara-cara berproduksi dan penyebaran inovasi-inovasi pertanian melalui pendidikan dan penyuluhan merupakan investasi penting untuk menghasilkan modal manusiawi yang berkualitas.


























Bab 3
Penutup

3.1  Kesimpulan
Dalam hubungan dengan proses produksi pertanian ada dua kedudukan dan peranan penting petani yaitu sebagai penyedia tenaga kerja/labor  dan petani sebagai pengelola/manage.
Tenaga kerja dalam pertanian tidak hanya dapat bersumber dapr petani itu sendiri, akan tetapi juga dapat bersumber dari luar petani. Oleh karena itu, dilihat dari sumbernya, tenaga kerja dalam pertanian digolongkan menjadi tenaga kerja manusia, tenga kerja ternak, dan tenga kerja mekanik. Tenaga kerja dalam pertanian tidak hanya dapat bersumber dapr petani itu sendiri, akan tetapi juga dapat bersumber dari luar petani. Oleh karena itu, dilihat dari sumbernya, tenaga kerja dalam pertanian digolongkan menjadi tenaga kerja manusia, tenga kerja ternak, dan tenga kerja mekanik.
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang bersama-sama dengan faktor produksi lain seperti tenaga kerja dan pengelolaan menghasilkan barang-barang baru, yaitu produksi pertanian. Dalam pengertian operasional di lapangan, modal dalam bentuk uang tunai mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam proses produksi usahatani. Kedudukan dan peranan modal uang semakin penting artinya sejalan dengan perkembangan ekonomi masyarakat yang menggunakan uang sebagai alat tukar barang dan jasa.

3.2  Saran
Diharapkan user dapat menggunakan untuk keperluan pengolahan bidang pertanian.
Daftar Pustaka
Sriartha, MS Drs I Putu. 2000. Buku Ajar Pengantar Geografi Pertanian. STKIP, Singaraja.