Senin, 04 November 2013

Pengantar Pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN
1.      PENDIDIKAN UNTUK MANUSIA
Mengapa hanya manusia yang bisa di didik dan kenapa manusia harus di didik, lalu bagaimana dengan burung beo yang bisa berbicara, lumba-lumba di ancol yang bisa bersahabat dengan penonton seperti layaknya manusia?
Karena hanya manusia yang memiliki akal budi dan insting, sedangkan hewan hanya mengandalkan insting untuk kelanggsungan hidupnya.
Burung Beo bisa berbicara bukan karena pendidikan dan bukan karena didik tapi karena dilatih, dilatih dan terus dilatih hingga bisa mengucapkan apa yang diperintah majikannya. Burung beo tidak bisa berkembang jauh seperti manusia yang bisa mengucapkan banyak kata, karena burung Beo hanya memiliki insting saja
A.    Manusia Pendidikan
Ada pendapat mengatakan bahwa manusia lahir dari proses pendidikan , manusia pendidikan bukan hanya manusia yang mendidik  tetapi juga manusia yang dididik, dalam hal ini arti luas dari pendidikan yaitu segala situasi hidup yang mempengaruhi  pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar  yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Manusia disebut “Homo Sapiens”.Artinya, makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan.Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya yang belum diketahuinya.Dari rasa ingin tahu maka timbul ilmu pengetahuan.Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam masyarakat.Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, dan juga tidak hanya mempunyai sifat-sifat yang baik, namun juga mempunyai sifat-sifat yang kurang baik.Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan.Karena melalui pendidikanmanusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik.Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni.
Dengan pendidikan manusia dapat berkembang kemanusiaanya, dimana pendidikan sebagai fungsi strategis yaitu untuk mengaktualisasikan sekaligus mengembangkan semua potensi kemanusiaanya , baik dalam kehidupan kodrat maupun sifat kodratnya. Manusia dikatakan manusia pendidikan karena manusia akan selalu belajar terus menerus dengan sesuatu yang baru. Oleh karena itu pendidikan dan prosesnya merupakan suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan.
B.     Dressur dan Pendidikan
Dressur merupakan kegiatan melatih binatang untuk menjadikanya jinak ataupun bisa bersahabat dengan manusia, hal ini dilakukan untuk berbagai keperluan manusia, contoh kecil yaitu untuk keperluan sirkus untuk seekor anjing yang begitu buas.
Pendidikan lebih tepatnya diberikan untuk manusia, karena pendidikan dapat digunakan sebagai sarana pengaktualisasian sekaligus pengembangan semua potensi kemanusiaanya. Dengan pendidikan, manusia dapat berkembang kema- nusiaannya, tetapi binatang jika “dididik” atau dilatih, tidak akan mengembangkan, melainkan mengurangi bahkan menghilangkan kebinatangannya. Yang terjadi adalah domestikasi (penjinakan).Oleh sebab itu, pendi dikan itu untuk manusia dan bukan untuk binatang. Meskipun demikian, jika proses atau kegiatan pendi- dikan kita tidak sebagaimana mestinya, maka yang akan terjadi adalah penjajahan,  dalam istilah Carnoy  cultural imperialism  (Martin Carnoy, 1974:15)
Pada umumnya sangat sulit membedakan penempatan kata pendidikan yang benar pada manusia atau pada hewan, ataupun bahkan tepat untuk keduanya.Namun kesemuanya itu sudah dijelaskan diatas.
C.    Hakikat Manusia
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang selalu belajar dan dipelajari . Sifat hakekat manusia menjadi bidang kajian filsafat,khusnya filsafat antrofologi.hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekadar soal peraktek melainkan peraktek yang berlandaskan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normatif.Besifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan universal tentang ciri hakiki manusia.Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan.Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
Oleh karena itu, sangat strategis jika pembahasan tentang hakekat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan,  Bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur,dan hal itu menjadi keharusan. Manusia juaga merupakan suatu pribadi yang selalu mencari tau tentang apa yang belum diketahuinya.

D.    Konsekuensi Pendidikan Terhadap Manusia

Kosekuensi pendidikan terhadap manusia sangat luas, dapat menghasilkan pribadi yang baik dan juga tidak baik, oleh sebab itu mengapa kesuksesan seorang berpendidikan tergantung daari pribadinya sendiri. Salah satu contoh hasil dari pendidikan manusia yaitu perkembangan Teknologi , Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya . Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia.Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Contoh lain yaitu yang saat ini sedang marak-maraknya sebagian para wakil-wakil kita (DPR) yang berjalan tidak lagi mengikuti aturan, meskipun mereka tau tindakan mereka salah. Mereka merupakan kader-kader yang sudah terlahir dari pendidikan yang sudah tidak sesuai aturan dalam kinerjanya.

E.     Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakekat manusia ditentukan oleh dua faktor,yaitu kualitas dimensi hakekat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidkan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Pengembangan dimensi hakekat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap pembinaan dimensi hakekat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.
Perkembangan yang dimaksud mencakup yang bersifat horizontal(yang menciptakan keseimbangan)dan yang bersifat vertikal(yang mnciptakan ketinggian martabat manusia).Dengan demikian secara totalitas membentuk manusia yang utuh.
Pengembangan yang tidak utuh terdapat dimensi hakekat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakekat manusia yang terabaikan untuk ditangani,misalnya dimensi kesosilaan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domian afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap.pengembangan yang semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.

.


mengapa manusia harus di didik dan memperoleh pendidikan, karena:
-          Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Apakah ada manusia waktu baru lahir sudah bisa makan sendiri, mandi sendiri bahkan bisa berlari :U
-          Manusia lahir tidak langsung Dewasa. karena itu manusia butuh pendidikan agar manusia tersebut bisa menjadi dewasa dan siap menjalani kelangsungan hidup yang penuh dengan tantangan.
-          Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Jangan pernah beranggapan kita bisa melakukan sendiri, kita ini manusia yang lemah, ada beberapa hal yang tidak bisa kita lakukan sendiri jadi kita butuh bantuan orang lain. Apakah jika kelak anda ingin membangun rumah akan anda bangun sendiri, tentunya tidak kan, pasti kita membutuhkan orang lain untuk mengerjakan apa yang kita inginkan itu.

2.      HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN
Tidak dapat dipungkiri hubungan manusia dengan pendidikan sangatlah erat, dalam arti luas dari pendidikan yaitu segala situasi hidup yang mempengaruhi  pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar  yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, dan juga tidak hanya mempunyai sifat-sifat yang baik, namun juga mempunyai sifat-sifat yang kurang baik.Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan.Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.




3.      PENDIDIKAN SEJAK LAHIR HINGGA AKHIR HAYAT
Pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungan sekitar tempat dimana dia berada.
Dalam pendidikan terdapat tiga hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir), aspek gerak ( psikomotorik ) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan mengekspresikan rasa suka tersebut, perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain.
Pendidikan secara umum bertujuan membantu manusia menemukan akan hakekat kemanusiaannya. Maksudnya, pendidikan harus mampu mewujudkan manusia seutuhnya. Pendidikan berfungsi melakukan proses penyadaran terhadap manusia untuk mampu mengenal, mengerti dan memahami relitas kehidupan yang ada di sekelilingnya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan manusia mampu menyadari potensi yang ia miliki sebagi makhluk yang berfikir.Potensi yang dimaksud adalah potensi ruhaniyah (spiritual), nafsiyah (jiwa), aqliyah (pikiran) dan jasmaniyah (tubuh).Dengan melakukan proses berfikir manusia akan menemukan eksistensi kehadirannya sebagai makhluk yang telah diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia baik dalam bentuk formal maupun informal. Pendidikan dalam bentuk formal adalah pengajaran, yakni proses transfer pengetahuan atau usaha mengembangkan dan mengeluarkan potensi intelektualitas dari dalam diri manusia. Intelektualitas dan pengetahuan itupun belum sepenuhnya mewakili diri manusia. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge atau peralihan ilmu pengetahuan semata, akan tetapi dengan adanya pendidikan diharapkan peserta didik mampu mengetahui dan memahami eksistensi dan potensi yang mereka miliki.
Di sinilah akhir dari tujuan pendidikan, yakni melakukan proses “humanisasi” (memanusiakan manusia) yang berujung pada proses pembebasan. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa manusia dalam sistem dan struktur soiial mengalami dehumanisasi karena eksploitasi kelas, dominasi gender maupun hegemoni budaya lain. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sarana untuk memproduksi kesadaran dalam mengembalikan kemanusiakan manusia, dan dalam kaitan ini, pendidikan berperan untuk membangkitkan kesadaran kritis sebagai prasyarat upaya untuk pembebasan.
Jadi yang dimaksudkan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia adalah pendidikan mengantarkan peserta didik menuju kematangan dan kedewasaan rohani dan jasmani sehingga peserta didik dapat menjadi manusia yang benar – benar sempurna ( manusia seutuhnya ) baik dari aspek kecerdasan, emosional, spiritual, sikap,dsb.
Seperti dipahami, tujuan pendidikan adalah bersumber dari tujuan hidup manusia demikian juga nilai menjadi pandangan hidup manusia.Namun dalam hal ini disisi lain pendidikan menghasilkan kader yang baik dan juga menghasilkan kader yang kurang baik, namun kesemuanya itu bergantung dari setiap pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dimana kader ini berpijak.
Asas perkembangan pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan selalu dalam keadaan berubah sesuai perkembangannya.Pendidikan merupakan cerminan dari nilai-nilai kebudayaan yang berlaku sekarang, atau pada saat tertentu. Suatu kenyataan  bahwa konsep-konsep pendidikan dapat dipahami dari aktifitas pendidikan atau institusi-institusi pendidikan. Kesejajaran perkembangan pendidikan ini, mengharuskan adanya dua sifat yang harus dimiliki pendidikan yaitu bersifat reflektif dan progresif.
Aktifitas pendidikan berlangsung baik secara formal maupun informal.Baik pendidikan yang formal maupun informal memiliki kesamaan tujuan yaitu sesuai dengan filsafat hidup dari masyarakat. Pengakuan akan pendidikan sebagai gejala kebudayaan tidak membedakan adanya pendidikan formal, informal dan formal, semuanya merupakan aktifitas pendidikan yang seharusnya memiliki tujuan yang sama. Dari sisi lain dapat dinyatakan bahwa pendidikan bukan hanya berlangsung di lingkungan sekolah saja, tetapi juga belangsung di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Mendasarkan pada uraian diatas maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan. Karena itu pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian: pendidikan dan ilmu pendidikan; pendidikan dan sekolah; dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat. Komponen-komponen pendidikan yang meliputi 1) Tujuan pendidikan, 2) Peserta didik, 3) Pendidik, 4) Interaksi sfektif antara peserta didik dengan pendidik, 5) Isi pendidikan, 6) Konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar