Jumat, 04 Juli 2014

Perbedaan Sinar dan Cahaya Update Geografi




Perbedaan Cahaya dengan Sinar
Cahaya
Sinar
-          Cahaya dapat memantul dan menyerap ketika ada objek yang terkena, dari segi sinar matahari, sinar dapat menembus lapisan atmosfer dan tersaring.

-          Cahaya adalah (gelombang elektromagnetik yang membuat terang) yang dipantulkan dari benda lain.


-          Sifat  Cahaya sangatlah lemah. Karena, cahaya ialah pantulan dari sinar yang sifatnya tidak langsung.

-          Cahaya merupakan energi, dimana energy ini dapat digunakan sebagai penerang.
-          Sinar dapat  menyebar ke segala arah dan dari segi cahaya matahari, cahaya tidak dapat menembus lapisan atmosfer. 

-          Sinar adalah sesuatu yang membuat terang secara langsung. contohnya sinar matahari.


-          Sifatnya sinar sangat kuat, Karena, Sinar adalah berasal langsung dan keluar dari panas.

-          Sinar berasal dari mtahari dimana, energy yang dihasilkan adalah energy panas

Tata Surya Update



TERBENTUKNYA TATA SURYA
Manusia diberikan kecerdasan oleh tuhan agar ia tahu apa yang ada di alam semesta, sehingga beberapa manusia cerdas yang turut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan dapat merumuskan sebuah pola di masa lalu dengan fakta-fakta yang ada pada masa sekarang. Salah satunya adalah munculnya teori – teori pembentukan tata surya yang dilahirkan oleh beberapa ilmuwan yang kemudian berkembang menjadi sebuah pemahaman dasar pada sejarah tata surya di masa silam. apa saja teori teori pembentukan jagad raya tersebut? silahkan simak di bawah ini :
1. Teori Proto Planet (Awan Debu) [Carl Von Weizsaecker, G.P. Kuiper & Subrahmanyan Chandarasekhar]
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Alam semesta saat ini juga terdapat gumpalan awan dan debu yang bertebaran di angkasa. Selama kurang lebih 5.000 juta tahun yang lalu, salah satu awan gas tersebut mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut partikel-partikel debu tertarik ke pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Selanjutnya gumpalan bola gas tersebut memipih berbentuk cakram. Partikel-pertikel di bagian tengah cakaram kemudian saling menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar (matahari). Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Gumpalan kecil ini berpilin juga dan mengalami pembekuan dan menjadi planet serta satelit.
2. Teori Pasang Surut [Jeans-Jeffrey,1917]
Sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, dapat menyebabkan pengerjaan pasang surut pada tubuh matahari pada massa matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Gaya tarikan ini membentuk lidah gas panas. Dalam lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda tersendiri yang merupakan planet-planet. Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys.
3. Teori Planetisimal [Moulton dan Chamberlain]
Pada mulanya telah terdapat “matahari asal”. Pada suatu ketika matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Oleh tenaga penarikan pada matahari asal tadi, maka terjadilah peledakan-peledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat dan disebut planetesimal. Benda padat yang disebut planetesimal ini dalam perkembangan selanjutnya menjadi planet-planet yang salah satunya adalah bumi kita. Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.
4. Teori Kabut (nebula) [Kant-Lapplace, 1755]
Di jagat raya telah terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas hingga membentuk kumpulan kabut yang sangat besar ini berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang kencang ini, menyebabkan materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Fragmen yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.  Bagian inti kabut tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sebagai matahari sekarang ini.
5. Teori Bintang Kembar [Hoyle, 1956]
Teori ini dikemukakan oleh RA Lyttleton pada tahun 1956. Teori ini diberi nama teori bintang kembar karna Lyttleton beranggapan bahwa tata surya ( matahari dan planet ) terbentuk dari dua buah bintang, yang kemudian salah satunya hancur dan membentuk panet dan yang lainnya menjadi bintang ( matahari ) adapun alasan dari pendapat ini karna setelah penelitian terhadap tata surya lain ternya ada tata surya yang memiliki bintang kembar, oleh karna itulah Lyttleton beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meladaknya bintang kembar. Adapun raian dari teori tersebut adalah sebagai berikut :

Pada awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang kembar yaitu matahari dan kembarannya. Entah karma sebab apa kemudian lama kelamaan kembaran dari matahari tersebut mengalami ledakan ledakan kecil hinga pada suatu ketika kemudian kembaran dari maahari tersebut benar – bena meledak menjadi serpihan – serpihan kecil dan debu – debu. Serpihan dan debu tersebut kemudian terperangkap oleh gaya grafitasi matahari, namun tidak tersedot masuk. Kemudian debu – debu yang terbentuk nberkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet dan serpihan – serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan  planet dalam dan luar.
6. Teori Ledakan Dahsyat [The Big Bang]
Teori ini menyatakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang besar pula. Karena ada reaksi inti, maka massa tersebut meledak dengan hebatnya (big bang). Bagian yang berserakan dengan cepat menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, bagian-bagian yang berserakan tersebut membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih rendah. Kelompok-kelompok tersbut yang menjadi galaksi sekarang ini.

Minggu, 23 Februari 2014

Apa itu PAPUA ?



A. Pendahuluan
Geomorfologi adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan bumi dan proses yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perilaku organisme di tempat mereka hidup.
Bentuk lahan merupakan bentuk pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses – proses gemorfologi yang beroperasi dipermukaan bumi, semua perubahan fisik maupun kimia pada permukaan bumi oleh tenaga – tenaga geomorfologi. Semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alam yang berada dipermukaan bumi termasuk di atmosfer . Proses merupakan perubahan bentuk lahan dalam waktu relatif pendek akibat adanya gaya eksogen serta waktu perkembangan relatif pendek. Bentuk lahan atau Landform  adalah bentukan alam di permukaan bumi khususnya di daratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula.
Dangkalan Sahul merupakan daerah bagian utara Benua Australia yang pada saat ini tenggelam karena memiliki ketinggian yang lebih rendah dari permukaan air laut. Pada Dangkalan Sahul ini terdapat daerah yang lebih tinggi dari permukaan air laut yang menjadi Pulau Irian Jaya dan pulau-pulau kecil disekitarnya serta Pulau Chritmas. Daerah bagian tersebut termasuk ke dalam Sirkum Australia.

B. Tujuan
            Adapun penulisan paper ini yaitu sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan fisiografis Sirkum Australia
2. Mendeskripsikan geomorfologi Pulau Irian Jaya

C. Isi/Hasil
1. Fisiografis Sirkum Australia
Pulau Irian adalah pulau yang kedua luasnya di dunia setelah tanah hijau. Irian terletak antara 0° 19ᶦ dan antara 10° 43ᶦ dan 130° 45ᶦ sampai 150° 48ᶦ B.T panjangnya 2.400 kmᶦ dan lebar maksimum 660 km, dengan pulau Frederik Hendrik (Kelopom) luas 785.360 km2 , dan bersama-sama dengan beberapa pulau kecil di sekitarnya, luasnya 805.000 km² daerah yang termasuk Indonesia 394.000 km2.
            Secara fisiografi Irian dapat dibedakan menjadi 3 bagian :
a.       Semenanjung barat atau Kepala Burung yang dihubungkan oleh leher yang sempit dengan pulau utama (130 ̊ - 135 ̊ B.T.)
b.      Pulau utama atau Tubuh (antara 135 ̊ - 143 ½  ̊  B. T.)
c.       Bagian timur, termasuk juga ekornya (143 ½  ̊ - 151 ̊  B. T.)
1) Kepala Burung dan Leher
Rounded Rectangle: http://saripedia.wordpress.comDescription: http://saripedia.files.wordpress.com/2010/11/peta-irian-jaya-tengah.gif?w=570
Gambar 01. Kepala Burung dan Leher Pulau Irian

Sejajar dengan pantai utara dari Kepala Burung terjadilah rangkaian pegunungan yang membujur arah timur barat diantara Salawati dan Manukwari. Rangkaian ini terjadi menjadi bagian utara dan selatan oleh sebuah defresi
Rounded Rectangle: Sumber: http://ict.unm.ac.id/public/data/Bahan%20Ajar/Geografi/Geomorfologi%20Indonesia/geomorfologi%20papua.pdf
Gambar 02. Kepala Burung Irian

memanjang. Pada depresi menengah ini terdapat  lembah-lembah dan dataran-dataran dari waren Momi Ramsiki (90.000 ha), Dwons-Irai dengan danau-danau Anggi (3.000 + 1.000 ha), Kassi kebar (beberapa ribu ha), Warsamson (3200 ha), Sorong (300 ha).   
Rangkaian utara dengan jelas terdiri dari batuan vulkanis/miogin  dan Kwarta air yang diduga masih aktif atau vulkan Ummsini pada tingkat Solvatar.
            Disebelah barat mulai dari pulau-pulau Satanta dan Salawati, pertama-tama pegunungan itu naik sampai kerangkaian pegunungan Tamrau (lebarnya 40 km, gunung kwoka 3000 ). Setelah terpotong oleh dataran-dataran Wajori dan Prafi kelanjutan timbulnya terdapat pada pegunungan arfak dekat Manukwari (dengan arah barat laut dan tenggara : vulkan umsini 2.666 m).
            Perluasan yang lebih jauh tidak jelas mungkin arahnya berubah (pada Tadji Oransbari) menjadi arah ke timur, dan kemudian dapat diikuti melalui abang/ 640 m di antara Basin Geelvink dan Samudra Pasifik melalui Mios Noom dan Japen. Bila ini benar, Basin Geelvink (1.627 m) dapat dianggap  sebagai perluasan kearah tenggara dari depresi menengah tersebut di atas terletak diantara rangkaian utara dan selatan dari kepala burung.
            Rangkaian selatan terdiri dari sedimen-sedimen tertiair/bawah dan pre-tertiair yang terlipat dengan kuat arahnya ± timur/ barat (Gunung Togwonmeri 2.360 m) dan kemudian melengkung ke arah selatan  sampai ke pegunungan lima (2.870 m).
            Pegunungan tersebut dapat diikuti lebih jauh keselatan pada tanah genting  antara kepala burung dengan bombarai, pulau-pulau rumberpon, Mios waar, Room dan pegunungan yang menjorot kelaut dengan pegunungan Mondiwoi (2.289 m). Pada lehernya, arah umum itu berubah lagi ke tenggara dan ke arah timur. Tanah genting di sebelah selatan Teluk Geelvink menunjukan sebuah sumbu depresi, ditandai danau jamur dan lembah melintang Omba.
            Bagian utara kepala burung dipisahkan dengan dari bagian selatan (Bombarai) oleh teluk Maeeluer yang luas tetapi dangkal, yang terakhir merupakan tipe relief bawah laut dengan sedimentasi yang benar. Hal itu ditandai oleh adanya dangakalan yang berisi banyak pulau-pulau, parit-parit dan bukti-bukti yang terpisah-pisah.
            Semenanjung Bombarai ialah sebuah pegunungan yang menjorok ke laut pada lebar kepala burung. Pada tadji kepala burung barat laut atau Onim, pegunungan fakta dengan tipe topografi kaarst mencxapai ketinggian 1.450 m, dan pada tadji selatan ini pegunungan Kamawa mencapai tinggi 1.489 m, rangkaian pegunungan ini mengikuti kedudukan intermedit diantara busur/ luar Banda han Leher dari Irian. Pengunungan tersebut mungkin termasuk kedalam sebuah zone yang dapat diikuti dari Misool lewat pulau-pulau Pisang sampai ketepi barat dari Bombarai, dan ari siti kepulau-pulauan kecil  Adi serta melintasi perluasan timur-laut dari Basin Aru sampai kepulau-pulauan Aru. Jika demikian, maka zone fisiografi  Misool-Bombai-Aru membatasi palung-depan dari busur-luar Banda tersebut diantara Aru dan Adi.




2) Batang atau Daratan utama Irian (Mailand Or Truck)
Rounded Rectangle: Sumber: http://ict.unm.ac.id/public/data/Bahan%20Ajar/Geografi/Geomorfologi%20Indonesia/geomorfologi%20papua.pdf
Gambar 03. Daratan utama Irian
Bagian utama dari pulau itu menunjukkan zone-zone yang arahnya barat-laut-tenggara yang sejajar satu sama lain.
Pegunungan Cyclops (1930 m) dan pegunungan bougainville menunjukkan basement kompleks dari schist-schist kristalin. Pegunungan-pegunungan tersebut mungkin termasuk kedalam bingkai selatan dari blok-kontinen yang hipotesis tenggelam, dan yang kami sebut ‘’Melanisia Utara”
Selanjutnya adalah sebuah zone memanjang dari tanah renadah dan bukit-bukit yaitu depresi Membaramo-Bewani yang sebagian jalin-menjalin dengan jalur pantai utara darai daratan utama (trunk). Depesi tersebut membujur dari pantai teluk Geelvink disepanjang danau-danau Rembabai dan Sentani sampai kepantai Finch dengan Aitape.
Disebelah selatan defresi Memberamo-Bewani ini terdapat rangkaian pegunungan kompleks yang disebut Rangkaian Pembagi Utara.
Rangkaian pembagi Utara ini pada umumnya diterangkan sebagai deretan pegunungan dan pegunungan-pegunungan diantara teluk Gellvink dibagian barat dan muara sungai Sepik di bagian timur. Dalam pendangan itu, dibagian barat, pegunungan itu dimulai dari Dom yang mencapai ketinggian 1.340m. Kearah timur pertama-tama kita jumpai pegunungan Van Rees yang secara melintang terpotong oleh sungai Memberamo. Selanjutnya diikuti ileh pegunungan Gauttier (tingginya lebih dari 1.000m), pegunungan Foja, pegunungan Karamoor dan pegunungan Bonggo. Disebelah selatan pegunungan Cyelops ada sebuah sumbu defresi. Tetapi dari garis batas antara bagian Indonesia dari Australia, sumbu ini muncul lagi sampai ke Rangkaian Bewani (1617m) yang bersambungan kearah timur sampai pegunungan Trricelli dan pegunungan Prince Alexander (1200m) dari Wewak sumbu itu menurun kearah timur sampai ke Marienberg pada sungai Sepik, dimana rangkaian Pembagi Utara hilang dibawah dataran-dataran alluvial dari hilir sungai sungai Sepik  dan Ramu.
Antara rangkaian yang tak vulkanis pada Kepala Burung dan rangkaian Pembagi Utara dari daratan utama mungkin ada hubungan fisiografis. Hubungan ini dapat diikuti disekeliling batas selatan dari teluk Gellvink dengan melewati tanah genting pada leher dan pembagi diantara sungai-sungai Waipoga dan Rouffaer. Bila konsepsi ini benar, maka hal tersebut akan merupakan penghubung dan jalur struktur V da VIII dengan rangkaian pegunungan tengah dari daratan utama Irian didaerah Charles Louis dan pegunungan Weyland.
Rangkaian Pembagi Utara Sensu Strico pada daratan utama dari Irian dibagian selatannya dibatasi oleh defresi menengah yang memanjang.
Depresi ini mendapatkan perkembangannya yang khas pada basin-basin yang lebar dari sungai Teritatu atau Idenburg, serta juga sungai Sepik.
Dahulu basin ini disebut Dataran-Danau. Nama itu kurang tepat sebab didalam basin alluvial tidak terjadi danau-danau yang tetap. Hanya meander-meander yang terpencil dari sungai-sungai besar pada dataran ini dan tingginya hanya 50m diatas permukaan laut, kadang-kadang dilanda banjir pada musim penghujan. Nama “ dataran Sungai Idenburg”, dikemukakan oleh W.C.KLEIN.
Dibagian barat, depresi memanjang ini dibatasi oleh pembagi diantara Waipoga dan sungai Rouffaer. Diketemukannya karang koral, pada daerah ini pada ketinggian 500m menunjukkan kemungkinan bahwa pada zaman kwartair bawah ada hubungan laut antara teluk Geelvink dan dataran danau itu.
Daerah pembagi diantara sungai Idenburg dan sungai Sepik membentuk sebuah ambang pada defresi memanjang ini. Pengetahuan tentang daerah ini masih terbatas.
Zone selanjutnya ialah sumbu utama dari pulau Irian itu, yaitu merupakan system kompleks dari Rangkaian Pegunungan Tengah dan berwujud plato-plato yang tinggi (Danau Wissel, Lembah Baliem). Pada tritorial Indonesia, bagian yang tertinggi
Disebut “ Sneeuwgebergte” atau Rangkaian Pegunungan Salju ,sebab puncaknya yang tertinggi mencapai ketinggian batas salju abadi di daerah tropis (yaitu diatas 4.300 m). Nama rangkaian pegunungan salju boleh dipakai untuk seluruh Pegunungan Tengah yang kompleks diantara “leher” (1350BT) dan pegunungan Star (1400 BT).
            Rangkaian Pegunungan Salju sensu largo mempunyai penampang melintang ±150 km. Di bagian barat,pegunungan itu dimulai dengan Charles Lois dan pegunungan Weyland (3.700 m). Kearah timur pegunungan itu mengikuti rangkaian pegunungan Nassau dengan puncak idenburg (4.800 m) dan puncak gunung Cartensz (Nggapuln, 5.030 m, yang terakhir itu merupakan puncak yang tertinggi gugusan kepulauan Indonesia. Lebih jauh adalah Rangkaian Oranje dengan puncak Wilhelmina (4.750 m) bagian timur serta ekor Irian pada pihak yang lain ialah dibentuk oleh perluasan vulkanisme tertiair dan kwartir pada bagian timur tersebut. Pusat aktifitas vulkanis di golongan terletak pada sekitar jalur tengah dari rangkaian pegunungan dan plato, seperti plato Benembi-Purari pada bagian timur daratan utama, dan rangkaian Owen-Stanley pada ekor Irian. Rangkaian tersebut dimulai dari gunung Hagen di bagian utara. Sepanjang sisi selatan dari jalur geantiklinal itu kami dapat membedakan kompleks vulkanis dari Leonard-Murraray,Q. Favene, G.Yule, Rangkaian Astroble dengan G. Sogeri dan pegunungan Cloudy. Pada tepi utara dari geantiklinal itu kami dapat membedakan unsur vulkan lainnya, seperti G. Lamiugtton (1.787 m), G. Trafalgar (1.549 m), G. Victory (1.819 m),G. Goropu, G. Dayman. Yang terakhir ini boleh dipandang sebagai sebuah elemen fisiografis yang baru, yaitu zone vulkanis ini membujur sejajar sampai keujung tenggara dari ekor Irian. Jalur tersebut merupakan Zone-dalam yang vulkanik,yang ditujukan oleh pulau-pulau Trobraind dan pulau Woodlark terletak sampai disebelah utaranya.

3) Dangkalan Sahul
Rounded Rectangle: http://www.kaskus.co.idDescription: http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2013/02/23/2079966_20130223073056.jpg
Gambar 04. Daerah Sahul
            Laut dangkal yang luas ini ialah daratan bawah laut dari Australia. Dataran tersebut merupakan lawan dari dangkalan Sunda pada sisi Asiatis dan Hindia Timur. Kebanyakan pulau yang terletak pada dangkalan Sahul erat hubungannya dengan Australia. Tetapi pulau-pulau. Aru adalah perkecualian yang termuda dikepulauan Indonesia.
            Pulau-pulau Aru itu terdiri dari empat pulau yang lebih besar dan banyak pulau-pulau yang lebih kecil (jumlah seluruhnya 85 buah) dengan luas seluruhnya kira-kira 8.000 km2 .Panjang kelompok ini (agak timur laut- barat daya) ialah 183 km dan lebarnya 92 km).Pulau-pulau tersebut timbul berangsur-angsur dari dangkalan itu,juga pada bagian ini dalamnya 20 m, tetapi 30 km disebelah baratnya dasar laut menurun dengan tiba-tiba sampai 1.000 m dalamnya dan kemudian turun dengan tepat masukke Basin Aru yang dalamnya 3.650 m.
Pulau-pulau tersebut memiliki permukaan yang datar (maksimum 90 m),bentang alam yang paling karakteristik dari kelompok ini dibentuk oleh kanal-kanal dalam seperti selat-selat disebut “Sungai” memisahkan pulau-pulau itu,Pantai timur dari pulau utama menunjukkan dijumpai karang yaang besar yang lebarnya 15-40 km.Pada pantai barat dijumpai karang tersebut hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu. Pantai sendiri adalah sebagian dari jalur alluvial (alluvial streteh) bagian dari abrasi pantai

4) Pulau Chritmas
Rounded Rectangle: http://en.wikipedia.org.Description: File: Pulau Natal Australia 76-fr.png
Gambar 05. Pulau Chritmas
Pulau ini terletak terpencil pada bagian timur dari Samudra Indonesia (10030’ LS dan 1550 40’ BT ±300km dari pantai selatan jawa tingginya 364 m,garis tengahnya 14,519 km dan luasnya 161 km2.pulau inimemiliki Cliff abrasi yang terjal pada semua sisi dan merupakan puncak yang datar dari krucut vulkanis bawah laut, yang muncul dengan curam dari tempat yang dalamnya 4.500-5.000 m.
Karena letaknya dan keadaannya yang berupa pegunungan bawah laut yang arahnya timur barat, pulau tersebut membatasi palung Jawa sampai keselatan dan merupakan bagian dari pola structural dari kepulauan Indonesia, selanjutnya pulau kecil ini dan pulau-pulau Cocos termasuk kedalam deretan pegunungan dari dasarsamudra yang membatasi basin Australia barat (-6.459m) sampai ke barat laut. Menurut Van Bemmemelen munculnya dasar laut ini merupakan bagian dari pegunungan menengah Sirkum-Australia, oleh karenanya pulau ini dibicarakan di dalam bagian dari Sirkum Australia (Treman, 2004).
2. Geomorfologi Irian
a. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Volkanis
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
1) Gunung yang ada di Papua
·         Gunung Puncak Carstenz Pyramid (4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia. (aktif)
·         Gunung Puncak Jaya (4,860 m.dpl)
·         Gunung Puncak Trikora (4,730 m.dpl)
·         Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
·         Gunung Dom (1,332 m.dpl)
·         Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
·         Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
·         Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
·         Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
·         Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
·         Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
·         Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
·         Gunung Foja (1,800 m.dpl)
·         Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
2) Pegunungan di Papua
·         Pegunungan Foja
·         Pegunungan Jayawijaya
Pegunungan Jayawijaya adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Sebelum penyatuan Papua Barat ke Indonesia, pegunungan ini dikenal dengan nama Pegunungan Orange. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam.

Puncak –puncak Jaya Wijaya
·         Puncak Mandala 4.760 M.dpl
·         Puncak Trikora 4.730 M.dpl
·         Puncak Idenberg 4.673 M.dpl
·         Puncak Yamin 4.535 M.dpl
·         puncak Carstenz Timur 4.400 M.dpl (http://id.wikipedia.org)

b. Bentuk Lahan Bentukan Asal Proses Struktural
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural. 
Tektonik Papua diawali pada Permo-Trias, yang sering disebut sebagai orogenesa Tasman.
Tipe tektonisme yang ada di Papua adalah Subduksi dimana dua lempeng Australia dan Pasifik menunjam, bertubrukan dan akhirnya bagian bertemunya kedua lempeng tersebut terangkat dan menjadi jalur pegunungan tengah Papua. Pada propinsi Papua terdapat Sesar Sorong yang merupakan retakan besar dalam kerak bumi yang diberi nama sesuai dengan kota Sorong di sebelah timur laut Papua (http://fokusgeografi.blogspot.com).
Mendala Struktur Daerah Irian Jaya
a. Irian jaya bagian timur
1)      Jalur Sesar Naik New Guinea
Jalur Sesar Naik New Guinea merupakan jalur lasak irian (jalasir) yang sangat luas, terutama di daerah tengah-selatan badan burung. Jalur ini melintasi seluruh zona yang ada di daerah sebelah timur New Guinea yang menerus kearah barat dan dikenal sebagai jalur sesar naik pegunungan tengah (JSNPT). Zona JSNNG-JSNPT merupakan zona interaksi antara lempeng Australia dan pasifik. Lebih dari setengah bagian selatan New guinea ini dialasi oleh batuan yang tak terdeformasikan dari kerak benua. Zone JSNPT, di utara dibatasi oleh sesar yapen, sesar sungkup mamberamo. Batas tepi barat oleh sesar benawi torricelli dan di selatan oleh sesar naik foreland. Sesar terakhir yang membatasi JSSNG ini diduga aktif sebelum orogen melanesia.

2)      Jalur sesar naik pegunungan tengah (JSNPT)
JSNPT merupakan jalur sesar sungkup yang berarah timur-barat dengan panjang 100 km, menempati daerah pegunungan tengah Irian Jaya. Batuannnya dicirikan oleh kerak benua yang terdeformasikan sangat kuat. Sesar sungkup telah menyeret batuan alas yang berumur perm, batuan penutup berumur mesozoikum dan batuan sedimen laut dangkal yang berumur tersier awal ke arah selatan. Di beberapa tempat kelompok batuan ini terlipat kuat. Satuan litologi yang paling dominan di JSNPT ialah batu gamping new guinea dengan ketebalan mencapai 2000 m.
Sesar sungkup JSNPT dihasilkan oleh gaya pemampatan yang sangat intensif dan kuat dengan komponen utama berasal dari arah utara. Gaya ini juga menghasilkan beberapa jenis antiklin dengan kemiringan curam bahkan sampai mengalami pembalikan (overtuning). Proses ini juga menghasilkan sesar balik yang bersudut lebar (reserve fault). Penebalan batuan kerak yang diduga terbentuk pada awal pliosen ini memodifikasi bentuk daerah JSNPT. Periode ini juga menandai kerak yang bergerak ke arah utara.membentuk sesar sungkup. Mamberamo (the mamberamo thrust belt) dan mengawali alih tempat gautier (the gautier offset).

3)      Jalur sesar naik Mamberamo
Jalur sesar ini memanjang 100 km ke arah selatan dan terdiri dari sesar anak dan sesar geser (shear) sehingga menyesarkan batuan plioesten formasi mamberamo dan batuan kerak pasifik yang ada di bawahnya. (gb. 3). William, drr (1984) mengenali daerah luas dengan pola struktur tak teratur. Di sepanjang jalur sesar sungkup dijumpai intrusi poton-poton batuan serpih (shale diapirs) dengan radius seluas 50 km, hal ini menandakan zona lemah (sesar). Poton-poton lumpur ini biasanya mempunyai garis tengah beberapa kilometer, umumnya terdiri dari lempung terkersikkan dan komponen batuan tak terpilahkan dengan besar ukuran fragmen beberapa milimeter hingga ratusan meter. Sekarang poton lumpur ini masih aktif dan membentuk teras-teras sungai.

b. Irian jaya barat
1.      Zona sesar sorong
Batas lempeng pasifik yang terdapat di Irian Jaya barat berupa sesar mengiri yang dikenal dengan sistem sesar Sorong-Yapen (gambar). Zona sesar ini lebarnya 15 km dengan pergeseran diperkirakan mencapai 500 km (dow, drr.,1985). Sesar ini dicirikan oleh potongan-potongan sesar yang tidak teratur, dan dijumpai adanya bongkahan beberapa jenis litologi yang setempat dikenali sebagai batuan bancuh. Zone sesar ini di sebelah selatan dibatasi oleh kerak kontinen tinggian kemum dan sedimen cekungan selawati yang juga menindih kerak di bagian barat. Di utara sesar geser ini ditutupi oleh laut, tetapi di pantai utara menunjukkan harga anomali positif tinggi.
Hal ini menandakan bahwa dasar laut ini dibentuk oleh batuan kerak samudera. lima kilometer kearah barat daya batuan kerak pasifik tersingkap di pulau Batanta, terdiri dari lava bawah laut dan batuan gunung api busur kepulauan.
Perederan beberapa ratus kilometer dari zona sesar Sorong-Yapen pertama kali dikenal oleh Visser Hermes (1962). Adalah sesar mengiri dan berlangsung sejak Miosen Tengah. Kejadian ini didukung oleh bergesernya anggota batu serpih formasi Tamrau berumur Jura-Kapur yang telah terseret sejauh 260 km dari tempat semula yang ada disebelah timurnya (lihat pergeseran sesar Wandamen dibagian Timur) dan hadirnya blok batuan vulkanik alih tempat (allochtonous) yang berumur Miosen Tengah sejauh 140 km di daerah batas barat laut Pulau Salawati (Visser & Hermes, 1962)



2.      Zona Sesar Wandamen
Sesar Wandamen (Dow,1984) merupakan kelanjutan dari belokan Sesar Ransiki ke Utara dan membentuk batas tepi timur laut daerah kepala burung memanjang ke Barat daya pantai sasera, dan dari zona kompleks sesar yang sajajar dengan leher burung. Geologi daerah Zona Sesar Wandamen terdiri dari batuan alas berumur Paleozoikum Awal, batuan penutup paparan dan batuan sediment yang berasal dari lereng benua. Kelompok ini dipisahkan oleh zona dislokasi dengan lebar sampai ratusan kilometer, terdiri dari sesar-sesar sangat curam dan zona perlipatan isoklinal.
Perubahan zona arah sesar Wandamen dari Tenggara ke Timur di tandai bergabungnya sesar-sesar tersebut dengan sesar Sungkup Weyland. Timbulnya alih tempat (allochtonous) yang tidak luas tersusun oleh batuan sedimen mezozoic. Diatas satuan ini diendapkan kelompok batu gamping New Guenia. Jalur sesar Wandamen dan Sesar Sungkup lainya di zona ini merupakan bagian dari barat laut JSNPT.

3.      Jalur Lipatan Lengguru (Lengguru Fold Belt)
Jalur Lipatan lengguru (JLL) adalah merupakan daerah bertopografi relative rendah jarang yang mencapai ketinggian 1000 m di atas muka laut. Daerah ini dicirikan oleh pegunungan dengan jurus yang memenjang hingga mencapai 50 km, batuanya tersusun oleh batu gamping New Guenia yang resistan. Jalur lipatan ini menempati daerah segitiga leher burung dengan panjang 3000 km dan lebar 100 km dibagian paling selatan dan lebar 30 km dibagian utara. Termasuk di daerah ini adalah batuan paparan sediment klastik Mesozoikum yang secara selaras ditindih oleh batu gamping New Guenia (Kapur awal miosen). Batuan penutup ini telah mengalami penutupan dan tersesar kuat. Pengerutan atau lebih dikenal dengan thin skin deformation berarah barat laut dan hampir searah dengan posisi leher burung. Intensitas perlipatan tersebut cenderung melemah kea rah utara zona perlipatan dan meningkat kearah timur laut yang berbatasan dengan zona



4.      Sesar Wandemen
JLL adalah thin slab kerak benua yang telah tersungkup-sungkup kan kearah barat daya diatas kerak benua Kepala Burung (Subduksi menyusut = oblique subduction). Jalur ini telah mengalami rotasi searah jarum jam (antara 75-80). Porsi bagian tengah dari JLL ini terlipat kuat sehingga menimbulkan pengerutan. Jalur JLL di sebelah timur dibatasi oleh Sesar Wandamen di selatan oleh sesar Tarera Aiduna dan dibagian barat oleh sesaar aguni. Hal ini dapat menutup kemungkinan bahwa jalur JLL merupakan perangkap hidrokarbon jenis struktur yang melibatkan batuan alas akibat gaya berat memampat (http://tulisandw.blogspot.com)

c. Bentuk Lahan Asal Denudasional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Bentuk lahan ini terdapat di daerah perbukitan seperti Wilayah Pebukitan Ayamaru dan Wilayah Pebukitan Fakfak di Kepala Burung Pulau Irian.

d. Bentuk Lahan Asal Fluvial
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial. Di Irian terdapat dataran rendah seperti Wilayah Dataran Rendah Selatan di Pulau utama atau Tubuh Pulau Irian, Wilayah Dataran Rendah Utara pada Leher Pulau Irian, Wilayah Dataran Rendah Kamrau dan Wilayah Dataran Rendah Berau-Bintuni pada Kepala Burung Pulau Irian.

e. Bentuk Lahan Asal Marine
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Kawasan marin di Pulau Irian terdapat di sepanjang garis pantainya.


f. Bentuk Lahan Asal Glasial
 Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam, yang terdapat di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian.

D. Penutup
1. Simpulan
a. Secara fisiografi Irian dapat dibedakan menjadi 3 bagian :
Semenanjung barat atau Kepala Burung yang dihubungkan oleh leher yang sempit dengan pulau utama, Pulau utama atau Tubuh, Bagian timur, termasuk juga ekornya.
Dangkalan Sahul adalah laut dangkal yang luas yang merupakan daratan bawah laut dari Australia. Kebanyakan pulau yang terletak pada dangkalan Sahul erat hubungannya dengan Australia.
Pulau Chritmas terletak terpencil pada bagian timur dari Samudra Indonesia. Karena letaknya dan keadaannya yang berupa pegunungan bawah laut yang arahnya timur barat, pulau tersebut membatasi palung Jawa sampai keselatan dan merupakan bagian dari pola structural dari kepulauan Indonesia.

b. Bentuk lahan yang ada di Pulau Irian yaitu Bentuklahan Bentukan Asal Proses Volkanis, Bentuk Lahan Bentukan Asal Proses Struktural, Bentuk Lahan Asal Denudasional, Bentuk Lahan Asal Fluvial, Bentuk Lahan Asal Marine, Bentuk Lahan Asal Glasial.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Daftar Gunung di Pulau Papua. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013
Anonim. 2013. Pegunungan Jayawijaya. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013
Anonim. 2013. Tektonisme & Geomorfologi Papua. http://fokusgeografi. blogspot.com. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013
Anonim. 2013. Geologi dan Geomorfologi Pulau Papua. http://tulisandw.blogspot.com. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Anonim. 2013. Peta Provinsi Kawasan Timur Indonesia. http://saripedia.wordpress.com. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Anonim. 2013. Tentang Garis Wallace dan Penemunya. http://www.kaskus.co.id. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Anonim. 2013. File: Pulau Natal Australia 76-fr.png. http://en.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Treman, I Wayan. 2004. Modul Geomorfologi Indonesia. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha