RESENSI BUKU
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
- SAPTA DIPAYANA (28)
- EDY MAHENDRA YASA (16)
- RYAN HIDAYAT (28)
- BISMUL AHYAR (10)
- PUTRA SEMADI (26)
- AGUS GIRINOTO (02)
- WINDU APRIADI (36)
- AGUS WIPRA SANJAYA (05)
Identitas Buku
Judul : Memberdayakan Potensi Kaum Muda
Pengarang : Sugiyarto
Editor : Fitriani L. H.;Retno Hastuti
Penerbit : Cempaka Putih
Cetakan : Pertama, 2010
Tebal
buku : iv +116 halaman
MEMBERDAYAKAN POTENSI KAUM MUDA
Buku ini merupakan suatu
karya yang baru dalam dunia sastra, dikarenakan penulis Sugiyarto
mengekspresikan kehidupan globalisasi dalam bentuk perjalana hidup dari
perjalan yang negatif hingga perjalan yang positif. Dimana beliau harus
menjelajahi bagaimana seorang manusia dapat hidup secara manusiawi dan
kriminal. Selain itu, beliau juga selalu mencoba menggali informasi dari para
ahli yang berprofesi sebagai pesikiater, dokter jiwa, dan para sastrawan untuk
membantu dalam pembuatan buku ini. Buku ini juga diambil dari beberapa
buku-buku dimulai dari buku pelajaran hingga buku kisah para pahlawan, untuk
dijadikan bahan materi.
Buku ini ditulis untuk
menegaskan bahwa keberanian membangun mimpi adalah langkah awal untuk meraih cita –cita dalam perubahan di masa depan.
Mengapa? Sebab mimpi kita akan berpengaruh besar dalam kehidupan kelak.
Jadi, kalau mau kualitas
hidup kita jadi luar biasa, bangsa kita lebih maju, dan rakyat kita sejahtra,
kita harus berani mempunyai mimpi besar dan luar biasa. Dengan impian tersebut
secara otomatis kita akan mengubah cara berfikir kita sejak sekarang. Hilangkan
prinsip ”masih terlalu muda untuk bicara mimpi”, tapi justru” mumpung masih
muda inilah saatnya kita berani bermimpi”.
Dalam rangka mewujudkan
mimpi, buku kecil yang dikemas secara populer, sederhana, cair, komunikatif,
serta dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik ini, diharapkan akan bisa
memantik kesadaran kaum muda akan potensi besar yang dimilikinya. Bagaimanapun
potensi-potensi tersebut harus bisa dimunculkan dan dilejitkan sebagai sesuatu
yang luar biasa dalam menggerakkan semua generasinya ke arah perubahan yang
lebuh baik di masa depan. Ya kalau bukan kita semua siapa lagi? Kalau tidak sekarang lagi,
kapan lagi?
Adapun
beberapa kata yang sulit dimengerti dalam memahami isi buku seperti
“ecendrungan” dan sebagainya, serta kata-kata bersifat pendorong yang dimuat
dalam buku ini agak terlalu menekan dan terlalu mengharuskan sehingga akan
dapat membuat pembaca merasa terbebani. Karena hal itu untuk dapat diterbitkan
buku ini harus direfisi kembali agar kualitas buku ini dapat terjamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar