Perbedaan Cahaya dengan Sinar
|
|
Cahaya
|
Sinar
|
-
Cahaya dapat memantul dan
menyerap ketika ada objek yang terkena, dari segi sinar matahari, sinar dapat
menembus lapisan atmosfer dan tersaring.
-
Cahaya adalah (gelombang
elektromagnetik yang membuat terang) yang dipantulkan dari benda lain.
-
Sifat Cahaya sangatlah
lemah. Karena, cahaya ialah pantulan dari sinar yang sifatnya tidak langsung.
-
Cahaya merupakan energi, dimana
energy ini dapat digunakan sebagai penerang.
|
-
Sinar dapat menyebar ke segala arah dan dari segi cahaya
matahari, cahaya tidak dapat menembus lapisan atmosfer.
-
Sinar adalah sesuatu yang membuat
terang secara langsung. contohnya sinar matahari.
-
Sifatnya sinar sangat kuat, Karena, Sinar adalah berasal langsung
dan keluar dari panas.
-
Sinar berasal dari mtahari
dimana, energy yang dihasilkan adalah energy panas
|
Jumat, 04 Juli 2014
Perbedaan Sinar dan Cahaya Update Geografi
Tata Surya Update
TERBENTUKNYA
TATA SURYA
Manusia diberikan kecerdasan oleh tuhan agar ia tahu apa
yang ada di alam semesta, sehingga beberapa manusia cerdas yang turut andil
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dapat merumuskan sebuah pola di masa lalu
dengan fakta-fakta yang ada pada masa sekarang. Salah satunya adalah munculnya
teori – teori pembentukan tata surya yang dilahirkan oleh beberapa ilmuwan yang
kemudian berkembang menjadi sebuah pemahaman dasar pada sejarah tata surya di
masa silam. apa saja teori teori pembentukan jagad raya tersebut? silahkan
simak di bawah ini :
1. Teori Proto Planet (Awan Debu)
[Carl Von Weizsaecker, G.P. Kuiper & Subrahmanyan Chandarasekhar]
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Alam
semesta saat ini juga terdapat gumpalan awan dan debu yang bertebaran di
angkasa. Selama kurang lebih 5.000 juta tahun yang lalu, salah satu awan gas
tersebut mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut
partikel-partikel debu tertarik ke pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan
mulai berpilin.
Selanjutnya gumpalan bola gas tersebut memipih berbentuk
cakram. Partikel-pertikel di bagian tengah cakaram kemudian saling menekan
sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar (matahari). Bagian yang lebih luar
berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil.
Gumpalan kecil ini berpilin juga dan mengalami pembekuan dan menjadi planet
serta satelit.
2. Teori Pasang Surut
[Jeans-Jeffrey,1917]
Sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek,
dapat menyebabkan pengerjaan pasang surut pada tubuh matahari pada massa
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Gaya tarikan ini membentuk lidah
gas panas. Dalam lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas-gas dan
akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda
tersendiri yang merupakan planet-planet. Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan
Jeffreys.
3. Teori Planetisimal [Moulton dan
Chamberlain]
Pada mulanya telah terdapat “matahari asal”. Pada suatu
ketika matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan
terjadinya penarikan pada bagian matahari. Oleh tenaga penarikan pada matahari
asal tadi, maka terjadilah peledakan-peledakan yang hebat. Gas yang meledak ini
keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai
benda-benda yang padat dan disebut planetesimal. Benda padat yang disebut
planetesimal ini dalam perkembangan selanjutnya menjadi planet-planet yang
salah satunya adalah bumi kita. Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan
Moulton.
4. Teori Kabut (nebula)
[Kant-Lapplace, 1755]
Di jagat raya telah terdapat gas yang kemudian berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas hingga membentuk kumpulan
kabut yang sangat besar ini berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran
yang kencang ini, menyebabkan materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Fragmen yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Bagian inti kabut tetap
berbentuk gas pijar yang kita lihat sebagai matahari sekarang ini.
5. Teori Bintang Kembar [Hoyle,
1956]
Teori ini dikemukakan oleh RA Lyttleton pada tahun 1956.
Teori ini diberi nama teori bintang kembar karna Lyttleton beranggapan bahwa
tata surya ( matahari dan planet ) terbentuk dari dua buah bintang, yang
kemudian salah satunya hancur dan membentuk panet dan yang lainnya menjadi
bintang ( matahari ) adapun alasan dari pendapat ini karna setelah penelitian
terhadap tata surya lain ternya ada tata surya yang memiliki bintang kembar,
oleh karna itulah Lyttleton beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari
proses meladaknya bintang kembar. Adapun raian dari teori tersebut adalah
sebagai berikut :
Pada awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang kembar yaitu
matahari dan kembarannya. Entah karma sebab apa kemudian lama kelamaan kembaran
dari matahari tersebut mengalami ledakan ledakan kecil hinga pada suatu ketika
kemudian kembaran dari maahari tersebut benar – bena meledak menjadi serpihan –
serpihan kecil dan debu – debu. Serpihan dan debu tersebut kemudian
terperangkap oleh gaya grafitasi matahari, namun tidak tersedot masuk. Kemudian
debu – debu yang terbentuk nberkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet
dan serpihan – serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan
planet dalam dan luar.
6. Teori Ledakan Dahsyat [The Big
Bang]
Teori ini menyatakan bahwa adanya suatu massa yang sangat
besar dan mempunyai berat jenis yang besar pula. Karena ada reaksi inti, maka
massa tersebut meledak dengan hebatnya (big bang). Bagian yang berserakan
dengan cepat menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, bagian-bagian
yang berserakan tersebut membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang
lebih rendah. Kelompok-kelompok tersbut yang menjadi galaksi sekarang ini.
Minggu, 23 Februari 2014
Apa itu PAPUA ?
A. Pendahuluan
Geomorfologi
adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan bumi dan proses yang terjadi
terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk lahan)
tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh
runtuhan batuan, dan terkadang oleh perilaku organisme di tempat mereka hidup.
Bentuk lahan
merupakan bentuk pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan
bumi oleh proses – proses gemorfologi yang beroperasi dipermukaan bumi, semua
perubahan fisik maupun kimia pada permukaan bumi oleh tenaga – tenaga
geomorfologi. Semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alam yang berada
dipermukaan bumi termasuk di atmosfer . Proses merupakan perubahan bentuk lahan
dalam waktu relatif pendek akibat adanya gaya eksogen serta waktu perkembangan
relatif pendek. Bentuk lahan atau Landform adalah
bentukan alam di permukaan bumi khususnya di daratan yang terjadi karena proses
pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula.
Dangkalan Sahul merupakan daerah bagian utara Benua
Australia yang pada saat ini tenggelam karena memiliki ketinggian yang lebih
rendah dari permukaan air laut. Pada Dangkalan Sahul ini terdapat daerah yang
lebih tinggi dari permukaan air laut yang menjadi Pulau Irian Jaya dan pulau-pulau
kecil disekitarnya serta Pulau Chritmas. Daerah
bagian tersebut termasuk ke dalam Sirkum Australia.
B. Tujuan
Adapun penulisan paper ini yaitu
sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan fisiografis Sirkum Australia
2.
Mendeskripsikan geomorfologi Pulau Irian Jaya
C. Isi/Hasil
1. Fisiografis Sirkum
Australia
Pulau Irian adalah pulau yang kedua
luasnya di dunia setelah tanah hijau. Irian terletak antara 0° 19ᶦ dan antara
10° 43ᶦ dan 130° 45ᶦ sampai 150° 48ᶦ B.T panjangnya 2.400 kmᶦ dan lebar
maksimum 660 km, dengan pulau Frederik Hendrik (Kelopom) luas 785.360 km2 ,
dan bersama-sama dengan beberapa pulau kecil di sekitarnya, luasnya 805.000 km²
daerah yang termasuk Indonesia 394.000 km2.
Secara fisiografi Irian dapat
dibedakan menjadi 3 bagian :
a. Semenanjung
barat atau Kepala Burung yang dihubungkan oleh leher yang sempit dengan pulau
utama (130 ̊ - 135 ̊ B.T.)
b. Pulau
utama atau Tubuh (antara 135 ̊ - 143 ½
̊ B. T.)
c. Bagian
timur, termasuk juga ekornya (143 ½ ̊ -
151 ̊ B. T.)
1)
Kepala Burung dan Leher


Gambar
01. Kepala Burung dan Leher Pulau Irian
Sejajar dengan pantai utara dari Kepala
Burung terjadilah rangkaian pegunungan yang membujur arah timur barat diantara
Salawati dan Manukwari. Rangkaian ini terjadi menjadi bagian utara dan selatan
oleh sebuah defresi


Gambar
02. Kepala Burung Irian
memanjang.
Pada depresi menengah ini terdapat
lembah-lembah dan dataran-dataran dari waren Momi Ramsiki (90.000 ha),
Dwons-Irai dengan danau-danau Anggi (3.000 + 1.000 ha), Kassi kebar (beberapa
ribu ha), Warsamson (3200 ha), Sorong (300 ha).
Rangkaian utara dengan jelas terdiri
dari batuan vulkanis/miogin dan Kwarta
air yang diduga masih aktif atau vulkan Ummsini pada tingkat Solvatar.
Disebelah barat mulai dari
pulau-pulau Satanta dan Salawati, pertama-tama pegunungan itu naik sampai
kerangkaian pegunungan Tamrau (lebarnya 40 km, gunung kwoka 3000 ). Setelah
terpotong oleh dataran-dataran Wajori dan Prafi kelanjutan timbulnya terdapat
pada pegunungan arfak dekat Manukwari (dengan arah barat laut dan tenggara :
vulkan umsini 2.666 m).
Perluasan yang lebih jauh tidak
jelas mungkin arahnya berubah (pada Tadji Oransbari) menjadi arah ke timur, dan
kemudian dapat diikuti melalui abang/ 640 m di antara Basin Geelvink dan
Samudra Pasifik melalui Mios Noom dan Japen. Bila ini benar, Basin Geelvink
(1.627 m) dapat dianggap sebagai
perluasan kearah tenggara dari depresi menengah tersebut di atas terletak
diantara rangkaian utara dan selatan dari kepala burung.
Rangkaian selatan terdiri dari
sedimen-sedimen tertiair/bawah dan pre-tertiair yang terlipat dengan kuat
arahnya ± timur/ barat (Gunung Togwonmeri 2.360 m) dan kemudian melengkung ke
arah selatan sampai ke pegunungan lima
(2.870 m).
Pegunungan tersebut dapat diikuti
lebih jauh keselatan pada tanah genting
antara kepala burung dengan bombarai, pulau-pulau rumberpon, Mios waar,
Room dan pegunungan yang menjorot kelaut dengan pegunungan Mondiwoi (2.289 m).
Pada lehernya, arah umum itu berubah lagi ke tenggara dan ke arah timur. Tanah
genting di sebelah selatan Teluk Geelvink menunjukan sebuah sumbu depresi,
ditandai danau jamur dan lembah melintang Omba.
Bagian utara kepala burung
dipisahkan dengan dari bagian selatan (Bombarai) oleh teluk Maeeluer yang luas
tetapi dangkal, yang terakhir merupakan tipe relief bawah laut dengan
sedimentasi yang benar. Hal itu ditandai oleh adanya dangakalan yang berisi
banyak pulau-pulau, parit-parit dan bukti-bukti yang terpisah-pisah.
Semenanjung Bombarai ialah sebuah
pegunungan yang menjorok ke laut pada lebar kepala burung. Pada tadji kepala
burung barat laut atau Onim, pegunungan fakta dengan tipe topografi kaarst
mencxapai ketinggian 1.450 m, dan pada tadji selatan ini pegunungan Kamawa
mencapai tinggi 1.489 m, rangkaian pegunungan ini mengikuti kedudukan
intermedit diantara busur/ luar Banda han Leher dari Irian. Pengunungan
tersebut mungkin termasuk kedalam sebuah zone yang dapat diikuti dari Misool
lewat pulau-pulau Pisang sampai ketepi barat dari Bombarai, dan ari siti
kepulau-pulauan kecil Adi serta
melintasi perluasan timur-laut dari Basin Aru sampai kepulau-pulauan Aru. Jika
demikian, maka zone fisiografi
Misool-Bombai-Aru membatasi palung-depan dari busur-luar Banda tersebut diantara
Aru dan Adi.
2)
Batang atau Daratan utama Irian (Mailand Or Truck)


Gambar
03. Daratan utama Irian
Bagian utama dari pulau itu menunjukkan
zone-zone yang arahnya barat-laut-tenggara yang sejajar satu sama lain.
Pegunungan Cyclops (1930 m) dan
pegunungan bougainville menunjukkan basement kompleks dari schist-schist
kristalin. Pegunungan-pegunungan tersebut mungkin termasuk kedalam bingkai
selatan dari blok-kontinen yang hipotesis tenggelam, dan yang kami sebut
‘’Melanisia Utara”
Selanjutnya adalah sebuah zone memanjang
dari tanah renadah dan bukit-bukit yaitu depresi Membaramo-Bewani yang sebagian
jalin-menjalin dengan jalur pantai utara darai daratan utama (trunk). Depesi
tersebut membujur dari pantai teluk Geelvink disepanjang danau-danau Rembabai
dan Sentani sampai kepantai Finch dengan Aitape.
Disebelah selatan defresi
Memberamo-Bewani ini terdapat rangkaian pegunungan kompleks yang disebut
Rangkaian Pembagi Utara.
Rangkaian pembagi Utara ini pada umumnya
diterangkan sebagai deretan pegunungan dan pegunungan-pegunungan diantara teluk
Gellvink dibagian barat dan muara sungai Sepik di bagian timur. Dalam pendangan
itu, dibagian barat, pegunungan itu dimulai dari Dom yang mencapai ketinggian
1.340m. Kearah timur pertama-tama kita jumpai pegunungan Van Rees yang secara
melintang terpotong oleh sungai Memberamo. Selanjutnya diikuti ileh pegunungan
Gauttier (tingginya lebih dari 1.000m), pegunungan Foja, pegunungan Karamoor
dan pegunungan Bonggo. Disebelah selatan pegunungan Cyelops ada sebuah sumbu
defresi. Tetapi dari garis batas antara bagian Indonesia dari Australia, sumbu
ini muncul lagi sampai ke Rangkaian Bewani (1617m) yang bersambungan kearah
timur sampai pegunungan Trricelli dan pegunungan Prince Alexander (1200m) dari
Wewak sumbu itu menurun kearah timur sampai ke Marienberg pada sungai Sepik,
dimana rangkaian Pembagi Utara hilang dibawah dataran-dataran alluvial dari
hilir sungai sungai Sepik dan Ramu.
Antara rangkaian yang tak vulkanis pada
Kepala Burung dan rangkaian Pembagi Utara dari daratan utama mungkin ada
hubungan fisiografis. Hubungan ini dapat diikuti disekeliling batas selatan
dari teluk Gellvink dengan melewati tanah genting pada leher dan pembagi
diantara sungai-sungai Waipoga dan Rouffaer. Bila konsepsi ini benar, maka hal
tersebut akan merupakan penghubung dan jalur struktur V da VIII dengan
rangkaian pegunungan tengah dari daratan utama Irian didaerah Charles Louis dan
pegunungan Weyland.
Rangkaian Pembagi Utara Sensu Strico pada daratan utama dari Irian
dibagian selatannya dibatasi oleh defresi menengah yang memanjang.
Depresi ini mendapatkan perkembangannya
yang khas pada basin-basin yang lebar dari sungai Teritatu atau Idenburg, serta
juga sungai Sepik.
Dahulu basin ini disebut Dataran-Danau.
Nama itu kurang tepat sebab didalam basin alluvial tidak terjadi danau-danau
yang tetap. Hanya meander-meander yang terpencil dari sungai-sungai besar pada
dataran ini dan tingginya hanya 50m diatas permukaan laut, kadang-kadang
dilanda banjir pada musim penghujan. Nama “ dataran Sungai Idenburg”,
dikemukakan oleh W.C.KLEIN.
Dibagian barat, depresi memanjang ini
dibatasi oleh pembagi diantara Waipoga dan sungai Rouffaer. Diketemukannya
karang koral, pada daerah ini pada ketinggian 500m menunjukkan kemungkinan bahwa
pada zaman kwartair bawah ada hubungan laut antara teluk Geelvink dan dataran
danau itu.
Daerah pembagi diantara sungai Idenburg
dan sungai Sepik membentuk sebuah ambang pada defresi memanjang ini.
Pengetahuan tentang daerah ini masih terbatas.
Zone selanjutnya ialah sumbu utama dari
pulau Irian itu, yaitu merupakan system kompleks dari Rangkaian Pegunungan
Tengah dan berwujud plato-plato yang tinggi (Danau Wissel, Lembah Baliem). Pada
tritorial Indonesia, bagian yang tertinggi
Disebut “ Sneeuwgebergte” atau Rangkaian
Pegunungan Salju ,sebab puncaknya yang tertinggi mencapai ketinggian batas
salju abadi di daerah tropis (yaitu diatas 4.300 m). Nama rangkaian pegunungan
salju boleh dipakai untuk seluruh Pegunungan Tengah yang kompleks diantara
“leher” (1350BT) dan pegunungan Star (1400 BT).
Rangkaian Pegunungan Salju sensu largo mempunyai penampang
melintang ±150 km. Di bagian barat,pegunungan itu dimulai dengan Charles Lois
dan pegunungan Weyland (3.700 m). Kearah timur pegunungan itu mengikuti
rangkaian pegunungan Nassau dengan puncak idenburg (4.800 m) dan puncak gunung
Cartensz (Nggapuln, 5.030 m, yang terakhir itu merupakan puncak yang tertinggi
gugusan kepulauan Indonesia. Lebih jauh adalah Rangkaian Oranje dengan puncak
Wilhelmina (4.750 m) bagian timur serta ekor Irian pada pihak yang lain ialah
dibentuk oleh perluasan vulkanisme tertiair dan kwartir pada bagian timur
tersebut. Pusat aktifitas vulkanis di golongan terletak pada sekitar jalur
tengah dari rangkaian pegunungan dan plato, seperti plato Benembi-Purari pada
bagian timur daratan utama, dan rangkaian Owen-Stanley pada ekor Irian.
Rangkaian tersebut dimulai dari gunung Hagen di bagian utara. Sepanjang sisi
selatan dari jalur geantiklinal itu kami dapat membedakan kompleks vulkanis
dari Leonard-Murraray,Q. Favene, G.Yule, Rangkaian Astroble dengan G. Sogeri
dan pegunungan Cloudy. Pada tepi utara dari geantiklinal itu kami dapat
membedakan unsur vulkan lainnya, seperti G. Lamiugtton (1.787 m), G. Trafalgar
(1.549 m), G. Victory (1.819 m),G. Goropu, G. Dayman. Yang terakhir ini boleh
dipandang sebagai sebuah elemen fisiografis yang baru, yaitu zone vulkanis ini
membujur sejajar sampai keujung tenggara dari ekor Irian. Jalur tersebut
merupakan Zone-dalam yang vulkanik,yang ditujukan oleh pulau-pulau Trobraind
dan pulau Woodlark terletak sampai disebelah utaranya.
3)
Dangkalan Sahul


Gambar
04. Daerah Sahul
Laut dangkal yang luas ini ialah
daratan bawah laut dari Australia. Dataran tersebut merupakan lawan dari
dangkalan Sunda pada sisi Asiatis dan Hindia Timur. Kebanyakan pulau yang
terletak pada dangkalan Sahul erat hubungannya dengan Australia. Tetapi
pulau-pulau. Aru adalah perkecualian yang termuda dikepulauan Indonesia.
Pulau-pulau Aru itu terdiri dari
empat pulau yang lebih besar dan banyak pulau-pulau yang lebih kecil (jumlah
seluruhnya 85 buah) dengan luas seluruhnya kira-kira 8.000 km2 .Panjang
kelompok ini (agak timur laut- barat daya) ialah 183 km dan lebarnya 92
km).Pulau-pulau tersebut timbul berangsur-angsur dari dangkalan itu,juga pada
bagian ini dalamnya 20 m, tetapi 30 km disebelah baratnya dasar laut menurun
dengan tiba-tiba sampai 1.000 m dalamnya dan kemudian turun dengan tepat
masukke Basin Aru yang dalamnya 3.650 m.
Pulau-pulau tersebut memiliki permukaan
yang datar (maksimum 90 m),bentang alam yang paling karakteristik dari kelompok
ini dibentuk oleh kanal-kanal dalam seperti selat-selat disebut “Sungai”
memisahkan pulau-pulau itu,Pantai timur dari pulau utama menunjukkan dijumpai
karang yaang besar yang lebarnya 15-40 km.Pada pantai barat dijumpai karang
tersebut hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu. Pantai sendiri adalah
sebagian dari jalur alluvial (alluvial streteh) bagian dari abrasi pantai
4)
Pulau Chritmas


Gambar
05. Pulau Chritmas
Pulau ini terletak terpencil pada bagian
timur dari Samudra Indonesia (10030’ LS dan 1550 40’ BT
±300km dari pantai selatan jawa tingginya 364 m,garis tengahnya 14,519 km dan
luasnya 161 km2.pulau inimemiliki Cliff abrasi yang terjal pada
semua sisi dan merupakan puncak yang datar dari krucut vulkanis bawah laut,
yang muncul dengan curam dari tempat yang dalamnya 4.500-5.000 m.
Karena letaknya dan keadaannya yang
berupa pegunungan bawah laut yang arahnya timur barat, pulau tersebut membatasi
palung Jawa sampai keselatan dan merupakan bagian dari pola structural dari
kepulauan Indonesia, selanjutnya pulau kecil ini dan pulau-pulau Cocos termasuk
kedalam deretan pegunungan dari dasarsamudra yang membatasi basin Australia
barat (-6.459m) sampai ke barat laut. Menurut Van Bemmemelen munculnya dasar
laut ini merupakan bagian dari pegunungan menengah Sirkum-Australia, oleh
karenanya pulau ini dibicarakan di dalam bagian dari Sirkum Australia (Treman,
2004).
2. Geomorfologi Irian
a. Bentuklahan Bentukan
Asal Proses Volkanis
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang
berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat
dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk
lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
1) Gunung yang ada di Papua
2) Pegunungan di Papua
Pegunungan Jayawijaya adalah
nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah
provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia)
hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Sebelum penyatuan
Papua Barat ke Indonesia, pegunungan ini dikenal dengan nama Pegunungan Orange. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa
puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut
ribuan tahun silam.
Puncak
–puncak Jaya Wijaya
b. Bentuk Lahan Bentukan Asal Proses Struktural
Bentuk
lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik,
yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini
bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan
muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Tektonik
Papua diawali pada Permo-Trias, yang sering disebut sebagai orogenesa Tasman.
Tipe
tektonisme yang ada di Papua adalah Subduksi dimana dua lempeng Australia
dan Pasifik menunjam, bertubrukan dan akhirnya bagian bertemunya kedua lempeng
tersebut terangkat dan menjadi jalur pegunungan tengah Papua. Pada
propinsi Papua terdapat Sesar Sorong yang merupakan retakan besar dalam kerak
bumi yang diberi nama sesuai dengan kota Sorong di sebelah timur laut Papua
(http://fokusgeografi.blogspot.com).
Mendala
Struktur Daerah Irian Jaya
a. Irian
jaya bagian timur
1) Jalur
Sesar Naik New Guinea
Jalur Sesar
Naik New Guinea merupakan jalur lasak irian (jalasir) yang sangat luas,
terutama di daerah tengah-selatan badan burung. Jalur ini melintasi seluruh
zona yang ada di daerah sebelah timur New Guinea yang menerus kearah barat dan
dikenal sebagai jalur sesar naik pegunungan tengah (JSNPT). Zona JSNNG-JSNPT
merupakan zona interaksi antara lempeng Australia dan pasifik. Lebih dari
setengah bagian selatan New guinea ini dialasi oleh batuan yang tak
terdeformasikan dari kerak benua. Zone JSNPT, di utara dibatasi oleh sesar
yapen, sesar sungkup mamberamo. Batas tepi barat oleh sesar benawi torricelli
dan di selatan oleh sesar naik foreland. Sesar terakhir yang membatasi JSSNG
ini diduga aktif sebelum orogen melanesia.
2) Jalur
sesar naik pegunungan tengah (JSNPT)
JSNPT
merupakan jalur sesar sungkup yang berarah timur-barat dengan panjang 100 km,
menempati daerah pegunungan tengah Irian Jaya. Batuannnya dicirikan oleh kerak
benua yang terdeformasikan sangat kuat. Sesar sungkup telah menyeret batuan
alas yang berumur perm, batuan penutup berumur mesozoikum dan batuan sedimen
laut dangkal yang berumur tersier awal ke arah selatan. Di beberapa tempat
kelompok batuan ini terlipat kuat. Satuan litologi yang paling dominan di JSNPT
ialah batu gamping new guinea dengan ketebalan mencapai 2000 m.
Sesar
sungkup JSNPT dihasilkan oleh gaya pemampatan yang sangat intensif dan kuat
dengan komponen utama berasal dari arah utara. Gaya ini juga menghasilkan
beberapa jenis antiklin dengan kemiringan curam bahkan sampai mengalami
pembalikan (overtuning). Proses ini juga menghasilkan sesar balik yang bersudut
lebar (reserve fault). Penebalan batuan kerak yang diduga terbentuk pada awal
pliosen ini memodifikasi bentuk daerah JSNPT. Periode ini juga menandai kerak
yang bergerak ke arah utara.membentuk sesar sungkup. Mamberamo (the mamberamo
thrust belt) dan mengawali alih tempat gautier (the gautier offset).
3) Jalur
sesar naik Mamberamo
Jalur sesar
ini memanjang 100 km ke arah selatan dan terdiri dari sesar anak dan sesar
geser (shear) sehingga menyesarkan batuan plioesten formasi mamberamo dan
batuan kerak pasifik yang ada di bawahnya. (gb. 3). William, drr (1984)
mengenali daerah luas dengan pola struktur tak teratur. Di sepanjang jalur
sesar sungkup dijumpai intrusi poton-poton batuan serpih (shale diapirs) dengan
radius seluas 50 km, hal ini menandakan zona lemah (sesar). Poton-poton lumpur
ini biasanya mempunyai garis tengah beberapa kilometer, umumnya terdiri dari
lempung terkersikkan dan komponen batuan tak terpilahkan dengan besar ukuran
fragmen beberapa milimeter hingga ratusan meter. Sekarang poton lumpur ini
masih aktif dan membentuk teras-teras sungai.
b. Irian
jaya barat
1. Zona
sesar sorong
Batas
lempeng pasifik yang terdapat di Irian Jaya barat berupa sesar mengiri yang
dikenal dengan sistem sesar Sorong-Yapen (gambar). Zona sesar ini lebarnya 15
km dengan pergeseran diperkirakan mencapai 500 km (dow, drr.,1985). Sesar ini
dicirikan oleh potongan-potongan sesar yang tidak teratur, dan dijumpai adanya
bongkahan beberapa jenis litologi yang setempat dikenali sebagai batuan bancuh.
Zone sesar ini di sebelah selatan dibatasi oleh kerak kontinen tinggian kemum
dan sedimen cekungan selawati yang juga menindih kerak di bagian barat. Di
utara sesar geser ini ditutupi oleh laut, tetapi di pantai utara menunjukkan
harga anomali positif tinggi.
Hal ini
menandakan bahwa dasar laut ini dibentuk oleh batuan kerak samudera. lima
kilometer kearah barat daya batuan kerak pasifik tersingkap di pulau Batanta,
terdiri dari lava bawah laut dan batuan gunung api busur kepulauan.
Perederan
beberapa ratus kilometer dari zona sesar Sorong-Yapen pertama kali dikenal oleh
Visser Hermes (1962). Adalah sesar mengiri dan berlangsung sejak Miosen Tengah.
Kejadian ini didukung oleh bergesernya anggota batu serpih formasi Tamrau berumur
Jura-Kapur yang telah terseret sejauh 260 km dari tempat semula yang ada
disebelah timurnya (lihat pergeseran sesar Wandamen dibagian Timur) dan
hadirnya blok batuan vulkanik alih tempat (allochtonous) yang berumur Miosen
Tengah sejauh 140 km di daerah batas barat laut Pulau Salawati (Visser &
Hermes, 1962)
2. Zona
Sesar Wandamen
Sesar
Wandamen (Dow,1984) merupakan kelanjutan dari belokan Sesar Ransiki ke Utara
dan membentuk batas tepi timur laut daerah kepala burung memanjang ke Barat
daya pantai sasera, dan dari zona kompleks sesar yang sajajar dengan leher
burung. Geologi daerah Zona Sesar Wandamen terdiri dari batuan alas berumur
Paleozoikum Awal, batuan penutup paparan dan batuan sediment yang berasal dari
lereng benua. Kelompok ini dipisahkan oleh zona dislokasi dengan lebar sampai
ratusan kilometer, terdiri dari sesar-sesar sangat curam dan zona perlipatan
isoklinal.
Perubahan
zona arah sesar Wandamen dari Tenggara ke Timur di tandai bergabungnya
sesar-sesar tersebut dengan sesar Sungkup Weyland. Timbulnya alih tempat
(allochtonous) yang tidak luas tersusun oleh batuan sedimen mezozoic. Diatas
satuan ini diendapkan kelompok batu gamping New Guenia. Jalur sesar Wandamen
dan Sesar Sungkup lainya di zona ini merupakan bagian dari barat laut JSNPT.
3. Jalur
Lipatan Lengguru (Lengguru Fold Belt)
Jalur
Lipatan lengguru (JLL) adalah merupakan daerah bertopografi relative rendah
jarang yang mencapai ketinggian 1000 m di atas muka laut. Daerah ini dicirikan
oleh pegunungan dengan jurus yang memenjang hingga mencapai 50 km, batuanya
tersusun oleh batu gamping New Guenia yang resistan. Jalur lipatan ini
menempati daerah segitiga leher burung dengan panjang 3000 km dan lebar 100 km
dibagian paling selatan dan lebar 30 km dibagian utara. Termasuk di daerah ini
adalah batuan paparan sediment klastik Mesozoikum yang secara selaras ditindih
oleh batu gamping New Guenia (Kapur awal miosen). Batuan penutup ini telah
mengalami penutupan dan tersesar kuat. Pengerutan atau lebih dikenal dengan
thin skin deformation berarah barat laut dan hampir searah dengan posisi leher
burung. Intensitas perlipatan tersebut cenderung melemah kea rah utara zona
perlipatan dan meningkat kearah timur laut yang berbatasan dengan zona
4. Sesar
Wandemen
JLL adalah
thin slab kerak benua yang telah tersungkup-sungkup kan kearah barat daya
diatas kerak benua Kepala Burung (Subduksi menyusut = oblique subduction).
Jalur ini telah mengalami rotasi searah jarum jam (antara 75-80). Porsi bagian
tengah dari JLL ini terlipat kuat sehingga menimbulkan pengerutan. Jalur JLL di
sebelah timur dibatasi oleh Sesar Wandamen di selatan oleh sesar Tarera Aiduna
dan dibagian barat oleh sesaar aguni. Hal ini dapat menutup kemungkinan bahwa
jalur JLL merupakan perangkap hidrokarbon jenis struktur yang melibatkan batuan
alas akibat gaya berat memampat (http://tulisandw.blogspot.com)
c. Bentuk Lahan Asal Denudasional
Proses
denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan
tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan
baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi
dan dekomposisi. Bentuk lahan ini terdapat di daerah perbukitan seperti Wilayah
Pebukitan Ayamaru dan Wilayah Pebukitan Fakfak di Kepala Burung Pulau Irian.
d. Bentuk Lahan Asal Fluvial
Bentukan
asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang
berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah
seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial. Di Irian terdapat dataran rendah
seperti Wilayah Dataran Rendah Selatan di Pulau utama atau Tubuh Pulau Irian,
Wilayah Dataran Rendah Utara pada Leher Pulau Irian, Wilayah Dataran Rendah
Kamrau dan Wilayah Dataran Rendah Berau-Bintuni pada Kepala Burung Pulau Irian.
e. Bentuk Lahan Asal Marine
Aktifitas
marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan
terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di
kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Kawasan marin di Pulau
Irian terdapat di sepanjang garis pantainya.
f. Bentuk Lahan Asal Glasial
Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh
aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam, yang terdapat di
Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian.
D. Penutup
1. Simpulan
a. Secara
fisiografi Irian dapat dibedakan menjadi 3 bagian :
Semenanjung
barat atau Kepala Burung yang dihubungkan oleh leher yang sempit dengan pulau
utama, Pulau utama atau Tubuh, Bagian timur, termasuk juga ekornya.
Dangkalan
Sahul adalah laut dangkal yang luas yang merupakan daratan bawah laut dari
Australia. Kebanyakan pulau yang terletak pada dangkalan Sahul erat hubungannya
dengan Australia.
Pulau
Chritmas terletak terpencil pada bagian timur dari Samudra Indonesia. Karena
letaknya dan keadaannya yang berupa pegunungan bawah laut yang arahnya timur
barat, pulau tersebut membatasi palung Jawa sampai keselatan dan merupakan
bagian dari pola structural dari kepulauan Indonesia.
b.
Bentuk lahan yang ada di Pulau Irian yaitu Bentuklahan Bentukan Asal Proses
Volkanis, Bentuk Lahan Bentukan Asal Proses Struktural, Bentuk Lahan Asal
Denudasional, Bentuk Lahan Asal Fluvial, Bentuk Lahan Asal Marine, Bentuk Lahan
Asal Glasial.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Daftar Gunung di Pulau Papua. http://id.wikipedia.org.
Diakses pada tanggal 09 Desember 2013
Anonim.
2013. Tektonisme & Geomorfologi Papua. http://fokusgeografi. blogspot.com.
Diakses pada tanggal 09 Desember 2013
Anonim.
2013. Geologi dan Geomorfologi Pulau Papua. http://tulisandw.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Anonim.
2013. Peta Provinsi Kawasan Timur Indonesia. http://saripedia.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Anonim. 2013. Tentang Garis Wallace dan
Penemunya. http://www.kaskus.co.id.
Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Anonim.
2013. File: Pulau Natal Australia
76-fr.png. http://en.wikipedia.org.
Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
http://ict.unm.ac.id/public/data/Bahan%20Ajar/Geografi/Geomorfologi%20Indonesia/geomorfologi%20papua.pdf. Diakses pada tanggal 09 Desember 2013.
Treman,
I Wayan. 2004. Modul Geomorfologi Indonesia. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha
Langganan:
Postingan (Atom)